News
Sosok Soesalit Djojoadhiningrat, Anak RA Kartini Tak Setenar Ibunya, Ditinggal Orangtua Saat Kecil
Kartini dikenal sebagai pelopor kebangkitan perempuan pribumi yang memperjuangkan emansipasi wanita.
Padahal, saat itu pangkatnya adalah Jenderal Mayor atau sekarang disebut Mayor Jenderal.
Peristiwa Madiun tahun 1948 lah yang menjadi awal penderitaan Soesalit.
Saat itu pasukan komunis tengah memberontak.
Ada satu dokumen yang disebut milik pemberontak jatuh ke tangan tentara pemerintah.
Di sana tertulis nama Soesalit yang disebut sebagai 'orang yang diharapkan'.
Singkat cerita, Soesalit pun menjadi tahanan rumah dan pangkatnya diturunkan.
Ia akhirnya menjadi pejabat di Kementerian Perhubungan dengan pangkat militer tak berbintangnya.
Kehidupan Soesalit pun dikenal sangat sederhana.
Ia tidak ingin show off soal sepak terjangnya, apalagi membawa-bawa nama besar ibunya.
Soesalit wafat di RSPAD, 17 Maret 1962.
Pemakamannya di pemakaman keluarga Djojoadhiningrat di Rembang dipimpin Wakil KSAD Jenderal Gatot Subroto.
Dia menerima Bintang Gerilya pada 1979.
Ada satu pesan yang diwariskan Soesalit adalah agar keturunannya tak membangga-banggakan diri sebagai keturunan Kartini dan harus selalu rendah hati.
Artikel ini telah tayang di tribunbatam.id dengan judul Sosok Soesalit Djojoadhiningrat, Putra Semata Wayang RA Kartini yang 'Terlupakan', https://batam.tribunnews.com/2021/04/16/sosok-soesalit-djojoadhiningrat-putra-semata-wayang-ra-kartini-yang-terlupakan?page=all