Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Leo Soputan Meninggal

Isak Tangis Sambut Kepulangan Leo Soputan ke Stadion Klabat Manado

Ia disambut keluarga besar Sulut United. Pelatih Ricky Nelson, para koleganya, asisten pelatih Purwanto.

Penulis: Fernando_Lumowa | Editor: Rizali Posumah
tribunmanado.co.id/Fernando Lumowa
Jenazah Asisten Pelatih Sulut United, Leo Soputan dibawa ke Stadion Klabat Manado, Selasa (20/04/2021). Di sini, Manajemen, pemain Sulut United memberi penghormatan terakhir. 

TRIBUNMANADO.CO.ID, Manado - Isak tangis pecah ketika Leo Soputan kembali ke Stadion Klabat, Manado, Selasa (20/04/2021) pagi.

Sosok yang dikenal gagah, berwibawa kini terbujur kaku dalam peti. Tiba di Bandara Sam Ratulangi Manado, jenazah langsung dibawa ke Klabat.

Leo kembali ke arena yang pernah membesarkan namanya. Klabat memang tak bisa dipisahkan dari hidupnya.

Ia disambut keluarga besar Sulut United. Pelatih Ricky Nelson, para koleganya, asisten pelatih Purwanto, pelatih kiper Jendry Pitoi, Manajer Tim, Moh Ridho dan seluruh pemain.

Kepulangan Leo menjadi reuni bagi para legenda sepakbola Sulut. Kapten Persma era 90-an Francis Enal Wewengkang turut bersama dari Jakarta.

Jenazah Asisten Pelatih Sulut United, Leo Soputan dibawa ke Stadion Klabat Manado, Selasa (20/04/2021). Di sini, Manajemen, pemain Sulut United memberi penghormatan terakhir.
Jenazah Asisten Pelatih Sulut United, Leo Soputan dibawa ke Stadion Klabat Manado, Selasa (20/04/2021). Di sini, Manajemen, pemain Sulut United memberi penghormatan terakhir. (tribunmanado.co.id/Fernando Lumowa)

Leo disambut teman seangkatan generasi emas sepakbola Sulut. Ada Arifin Adrian, Allen Mandey dan Hengky Kawalo. Mereka tak bisa menyembunyikan duka. Mata mereka sembab.

Sebagai penghormatan, jenazah dibawa keliling lapangan sekali lagi. Lalu ditempatkan di depan tribun VVIP.

Setelahnya, jajaran pelatih dan pemain memberi penghormatan terakhir. Ricky Nelson menaruh jersey Sulut United di atas peti.

Tim Perunggu PON 1996 Sulut yang Dikapteni Leo Soputan.
Tim Perunggu PON 1996 Sulut yang Dikapteni Leo Soputan. (Istimewa.)

Jersey itu bernomor punggung 3, lengkap dengan nama Leo Soputan.

Setelahnya, satu per satu mendekati peti. Mereka memanjatkan doa dikuti pujian rohani 'Kekuatan Serta Penghiburan. '

Kelompok suporter pun turut serta. Mereka menyanyikan 'chant' Leo Soputan berkali-kali.

Sosok Leo Soputan, Asisten Pelatih Sulut United meninggal, Senin (19/04/2021).
Sosok Leo Soputan, Asisten Pelatih Sulut United meninggal, Senin (19/04/2021). (Istimewa/Dok. Sulut United)

Ricky Nelson bilang Coach Leo bukanlah pribadi menyusahkan orang lain. Ia memberi contoh kedisiplinan, dedikasi dan sportifitas sebagai olahragawan

"Dia sangat berjasa bagi Sulut United, bagi kita semua," katanya.

Nelson berdoa, semoga keluarga, khususnya istri dan anak-anak diberi ketabahan.

"Untuk anak-anak, berbanggalah pada papamu atas apa yang dia berikan," ujar Nelson.

Allen Mandey (jongkok), Leo Soputan (berdiri kiri) dan Rahman Bereki (kanan) diabadikan saat TC Tim Pra PON Sulut tahun 1996.
Allen Mandey (jongkok), Leo Soputan (berdiri kiri) dan Rahman Bereki (kanan) diabadikan saat TC Tim Pra PON Sulut tahun 1996. (Istimewa)
Halaman
12
Sumber: Tribun Manado
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved