Berita Bitung
Akibat Cuaca Buruk, Empat Nelayan dari Maluku Dihantam Badai, Dievakuasi di Bitung
Keempat nelayan mengaku berasal dari wilayah Wayase dan Sanana Kabupaen Kepulauan Sulu Provinsi Maluku
Penulis: Christian_Wayongkere | Editor: David_Kusuma
Manado, TRIBUNMANADO.CO.ID - Empat nelayan masing-masing bernama Yasmin Doe (37) pemilik kapal pamboat mesin tempel, Adin Wali (58) dan Lamuru (46) warga Dusun Wayase Desa Wakasihu Kecamatan Lehitu Barat Kabupaten Maluku Tengah Provinsi Maluku, dan Ismail Saleh (42) warga Desa Lena Kecamatan Waesema Kabupaten Buru Selatan Provinsi Maluku, luput dari maut.
Keempat nelayan mengaku berasal dari wilayah Wayase dan Sanana Kabupaen Kepulauan Sulu Provinsi Maluku.
Sempat mengalami musibah di terjang angin kencang dan ombak, ketika hendak melaut menggunakan kapal pamboat mesin tempel masing-masing masing 40 PK di perairan Malaku.
Diwawancara di sela-sela melakukan rapid test di kantor Dinas Kesehatan Kota Bitung, diperoleh keterangan yang berbeda dari para nelayan.
Baca juga: Gugatan Praperadilan Vonnie Anneke Panambunan Ditolak
Baca juga: Jelang Buka Puasa, Warga Serbu Jajanan Takjil, Frida: Sehari Bisa Untung hingga 1 Juta
Baca juga: Jeiny Runtu Bersama Rekan-rekan Bawa Sembako, Bantu Petugas Kebersihan di Manado
Diceritakan Yasmin Doe (37), awalnya mereka bertolak dari Sanana Kabupaten Kepulauan Sula, Provinsi Maluku pergi melaut ke perairan Maluku untuk mencari ikan lumba-lumba, Kamis (15/4/2021).
Jumat (16/4/2021) dalam perjalanan menuju ke fishing ground atau daerah pencarian ikan, kapal yang mereka naik di terpa angin rubit dan gelombang.
Air kemudian masuk ke kapal dan merusak mesin GPS, menghanyutkan tiga ekor ikan tuna dan satu cool box besar berisi ikan kampuran hingga merusak kapal.
Sementara itu dari keterangan nelayan lainnya Ismail Saleh (42), angin ribut dan ombak yang menerjang terjadi ketika mereka sudah mengikatkan tali kapal disebuah rakit.
Baca juga: Bisa Cicil Perhiasan di Pegadaian untuk Berbagi Hadiah Lebaran
Baca juga: Ramalan Zodiak Keuangan Besok Selasa 20 April 2021, Cancer Untung, Leo Jangan Terlalu Emosional
Baca juga: Nomor 57 Tahun 2021, Anwar: Kebijakan Tersebut Semakin Menjauhkan Anak-anak Bangsa dari Pancasila
"Memilih mengikat ke rakit, karena sudah tidak mampu menjalankan kapal sehingga mencari keselamatan menenpel dan mengikatkan kapal ke rakit. Lalu sempat beristirahat, sekitar dua menit di rakit langsung angin ribut dan ombok setinggi 1 meter menerjang," cerita Ismail Saleh.
Akibatnya mereka tidak selamatkan barang yang ada di kapal, termasuk ikan tuna tiga ekor dan ikan campuran 1 dus.
Ketika badai dan gelombang menerjang, keempat nelayan ini langsung bergegas naik keatas rakit.
Adin Wali (58) nelayan lainnya menceritakan keberadaan mereka selama berada diatas rakit 03.
Rakit itu ada penjaganya satu orang laki-laki dan dilengkapi dengan radio, berada di perairan Beleng Kabupaten Mitra.
Baca juga: Hanyut Tiga Hari, Kakek Ismail Penjaga Rakit Asal Manado Ditemukan di Perairan Tagulandang Sitaro
Baca juga: Bolehkah Ibu Menyusui Tak Berpuasa dan Batalkah Puasa Isap Inhaler? Simak Penjelasan Quraish Shihab
"Berada di rakit tiga hari dua malam diatas rakit 03, lalu ada kapal ikan yang mengambil kami setelah melakukan kontek dengan radio yang ada di rakit. Selama berada di rakit makan nasi serta lauk pauk milik penjaga rakit," cerita Adin Wali.
Menurut Adin Wali saat hendak pergi melaut, belum menerima informasi larangan berlayar karena cuaca buruk.