Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Tanaman Porang

Apa Itu Tanaman Porang yang Diekspor Menteri Pertanian? Berikut Jenis, Ciri-ciri hingga Manfaatnya

Diketahui tanaman porang sedang menjadi sorotan publik. Hal tersebut diketahui dikarenakan tanaman tersebut di ekspor ke luar negeri.

Editor: Glendi Manengal
Istimewa
Tanaman Porang yang tengah ramai diperbincangkan publik 

Selain itu glukomannan pada tanaman porang dapat dimanfaatkan pada industri kimia dan farmasi.

Diantara lain sebagai bahan untu bahan pengisi dan pengikat tablet, bahan pelapis (coating dan edible film), bahan perekat (lem, cat tembok), pelapis kedap air, penguat tenunan dalam industri tekstil, media pertumbuhan mikrobia, dan bahan pembuatan kertas yang tipis, lemas, dan tahan air.

Jenis Tanaman Porang

Terdapat dua jenis tanaman porang di Indonesia jika dilihat dari warna kulitnya.

Setiap warna pada kulit porang memiliki kandungan glukomannan yang berbeda-beda.

Porang dengan warna kuning (A. oncophyllus) mengandung glukomannan sekitar 55% dalam basis kering, sementara porang dengan warna putih (A. variabilis) sedikit di bawahnya, yakni 44%.

Dalam buku yang ditebitkan Kementerian Pertaniaan berjudul "Tanaman Porang: Pengenalan, Budidaya, dan Pemanfaatanya", disebutkan porang belum secara luas dibudidayakan.

Petani umumnya hanya mengambil serta memanfaatkan porang yang tumbuh liar di hutan, di tegalan di bawah rumpun bambu, di sepanjang bantaran sungai dan lereng-lereng gunung.

Sifat porang yang toleran terhadap naungan, memungkinkan tanaman ini dibudidayakan di lahan hutan industri di bawah tegakan pohon jati, sonokeling, mahoni ataupun sengon.

Ciri-ciri Tanaman Porang

1. Batang porang

Memiliki batang yang tumbuh tegak, lunak, halus berwarna hijau atau hitam dengan belang-belang putih tumbuh di atas ubi yang berada di dalam tanah.

Batang tersebut sebetulnya merupakan batang tunggal dan semu, berdiameter 5-50 mm tergantung umur/periode tumbuh tanaman, memecah menjadi tiga batang sekunder dan selanjutnya akan memecah lagi menjadi tangkai daun.

Pada saat memasuki musim kemarau, batang porang mulai layu dan rebah ke tanah sebagai gejala awal dormansi, kemudian pada saat musim hujan akan tumbuh kembali.

Tergantung tingkat kesuburan lahan dan iklimnya, tinggi tanaman porang dapat mencapai 1,5 meter.

Sumber: Tribunnews
Halaman 2/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved