Masih Ingat Bambang Soesatyo? Ungkap Ada Mantan Menteri Menangis ke Jokowi Minta Masuk Kabinet Lagi
Masuknya mantan menteri jadi menteri lagi ini, menuai hujatan, termasuk dari Bamsoet. Ini menunjukkan, kata Bamsoet pedas
“Dia netral dan jadi penyejuk suhu parlemen. Berbekal potensinya sebagai wartawan tangguh, dia selalu penuh respek, cerdas dan cekatan dalam berkomunikasi,” lanjut JK.
Budi Gunawan berkomentar, sebagai wartawan dan Ketua DPR kini, Bamsoet konsisten mengungkap berbagai fakta dan pemikiran konstruktif.
Ketua MPR RI Bambang Soesatyo (Tribunnews)
“Piawai, dia mampu menyatukan 560 politisi dari 10 Parpol di parlemen. DPR- RI pun kini lebih terbuka dan kondusif,” ujar BG lagi.
Hadi Tjahjanto juga mengemukakan jiwa wartawan Bamsoet membuatnya lain dengan politisi lainnya. Sedangkan Tito menyebut Bamsoet sebagai sosok yang bisa diterima semua kalangan.
Mungkin Bamsoet adalah ketua DPR atau Ketua MPR saat ini yang banyak menulis buku dan sosoknya banyak ditulis oleh para penulis.
Sejak 1990 hingga kini paling sedikit Bamsoet sudah menulis sekitar 18 buku. Setahu saya buku terakhirnya terbit tahun lalu (2020) berjudul Tetap Waras, Jangan Ngeres - Politik Bernegara di Masa Pandmei.
Poros maritim dan swasembada beras
Dua buku Bamsoet yang banyak mengkritisi pemerintahan Jokowi adalah Ngeri-ngeri Sedap (2017) dan Republik Komedi 1/2 Presiden (2015).
Dalam pengantar buku Ngeri-ngeri Sedap, Ketua Umum PP Muhammadiyah 1998-2005 Ahmad Syafii Maarif antara lain mengatakan, “Tidak banyak politisi dan pengusaha yang mahir menulis untuk memasarkan gagasan-gagasan dan pendapatnya bagi kepentingan publik secara luas......Bung Bambang Soesatyo adalah salah seorang di antara yang sedikit itu.”
Di bawah subjudul Penguatan Peran Oposisi dalam buku Ngeri-Ngeri Sedap, Bamsoet menyangsikan program Indonesia sebagai Poros Maritim.
Rencana proyek besar ini, Indonesia Poros Maritim, oleh Bamsoet dianalogkan dengan janji mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ketika terpilih menjadi presiden tahun 2004. Ketika itu SBY berjanji revitalisasi sektor pertanian sebagai prioritas utama pemerintahannya di bidang ekonomi.
“Ternyata hanya janji. Hingga akhir masa jabatannya kinerja sektor pertanian dan tanaman pangan terbilang sangat buruk. ....Sehingga hampir 50 persen dari aneka komoditi kebutuhan pokok rakyat harus diimpor,” ujar Bambang empat tahun lalu (Halaman 62).
Ketua MPR RI Bambang Soesatyo
Pernyataan Bamsoet empat tahun lalu itu mungkin juga bisa disampaikan saat ini sebagai Ketua MPR, untuk mengingatkan pemerintahan sat ini. Ingat janji swasembada beras, pangan. Jangan terlalu mudah impor beras, garam, daging sapi, buah-buahan, bawang, dan seterusnya. Ini sebagai catatan kecil saya ya, bukan pernyataan Bamsoet.