Terorisma
BNPT Jelaskan Ciri-ciri Ustaz Radikal Intoleran, Brigjen Ahmad: Ustaz Pintu Masuk Radikalisme
BNPT memberikan imbauan agas kewaspadaan dengan anggota kelompok radikal dalam pergaulan sehari-hari. Salah satunya waspada kepada ustaz radikal.
TRIBUNMANADO.CO.ID - Direktur Pencegahan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme ( BNPT ) Brigjen Pol Ahmad Nurwakhid menyoroti paham radikalisme yang semakin merajarela di Indonesia yang meracuni kaum Milenial generasi bangsa.
Brigjen Ahmad mengatakan, radikalisme banyak menjangkit generasi muda milenial saat ini. Seperti baru-baru ini, seorang gadis inisial ZA yang meneror Mabes Polri akhirnya ditembak mati aparat.
BNPT pun memberikan imbauan agas kewaspadaan dengan anggota kelompok-kelompok radikal dalam pergaulan sehari-hari.
Kali ini, BNPT menjelaskan strategi pencegahan paham-paham radikalisme merasuk masyarakat Indonesia, terlebih anak muda generasi penerus bangsa.
(Foto: Direktur Pencegahan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Brigjen Pol Ahmad Nurwakhid jelaskan ciri-ciri ustaz pembawa doktrin radikalisme./Tribun Jatim)
Berdasarkan tingkat keterpaparannya, dibandingkan generasi Z yang berusia 14-19 tahun, dan generasi X yang berusia 40 tahun ke atas.
Brigjen Ahmad mengatakan, radikalisme banyak menjangkiti mereka yang berusia 20-39 tahun, karena beberapa faktor.
Pertama, karena generasi milenial ada di masa pertumbuhan yang tingkat kedewasaannya masih proses pembentukan, dan masih mencari jati diri.
Tambah Ahmad, emosi mereka belum stabil dan senang dengan tantangan.
Selain itu, kecenderungan semangat keagamaan mereka tinggi.
"Ini mudah sekali keterpaparannya, apalagi dengan maraknya atau fenomena dunia maya."
"Apalagi tentu saja generasi milenial yang banyak menggunakan fasilitas dunia maya ini," kata Ahmad ketika berbincang dengan Tribun Network, di kantor redaksi Tribunnews, Jakarta, Kamis (1/4/2021).
Untuk itu, kata dia, BNPT telah membuat sejumlah strategi pencegahan pemaparan radikalisme terhadap mereka.
Di antaranya dengan menguatkan dan melibatkan secara aktif dan produktif civil society moderat, tokoh agama, dan civitas academic.