Teknologi Belanja Modern, Mulai dari QR Code hingga Pengenalan Wajah, Tapi Menyimpan Risiko
Teknologi memantau apa yang diambil setiap pelanggan dan memotong pembayaran yang sesuai dari akun mereka secara otomatis.
Mereka harus mengunduh aplikasi dan memasukkan informasi biometrik mereka untuk memulai opsi pembayaran ini.
Penggunaan teknologi cukup menjanjikan, mungkin karena kafe itu paling tidak menawarkan diskon 20 persen untuk siapa saja yang menggunakan metode tersebut.
Amina Debergadzhieva, pelanggan kafe, menyatakan, teknologi ini menawarkan kenyamanan.
“Teknologi ini tidak memerlukan kartu kredit. Saya sering lupa membawa kartu kredit. Menurut saya, membayar lewat teknologi pengenalan wajah jauh lebih mudah,” komentarnya.
Maria Loshkova, direktur pemasaran Kafe Prime, mengatakan, pandemi adalah saat yang tepat untuk memanfatkan teknologi pengenalan wajah.
"Banyak yang bilang itu keren, karena saat itu semua orang takut menyentuh apa pun, mereka menganggap ini sebagai respons kami terhadap pandemi,” kata Maria.
“Beberapa orang menolak karena teknologi biometrik tidak nyaman bagi mereka. Yang lain menjawab 'oke, tidak ada salahnya menggunakan wajah untuk mendapatkan diskon'," jelas dia.
Tetapi beberapa ahli memperingatkan, teknologi ini menawarkan ancaman keamanan.
Pavel Krivozubov, Kepala Bagian Robot dan Kecerdasan Buatan di Yayasan Skolkovo, sebuah pusat pengembangan teknologi yang berbasis di Moskow, mengatakan, mungkin rumit untuk menghentikan penipu yang memiliki akses ke data biometrik.
“Bayangkan jika nomor kartu kredit atau kode QR bocor. Kartu bisa diblokir, dan kode QR bisa diperbarui. Tapi wajah tidak bisa diperbarui. Jika data biometriknya bocor, itu akan berdampak signifikan. Ini yang harus dipikirkan," imbuh Krivozubov. (*)
Baca juga: Kenali 6 Manfaat Jahe, Bisa Membantu Mengobati Alzheimer
Baca juga: Deretan Tradisi Perayaan Paskah di Seluruh Dunia: Yerusalem hingga Vatikan
Baca juga: Detik-detik Pejabat AS Buka Baju, Protes Sentimen Anti Asia-Amerika, Lee Wong Pamerkan Luka Perang