Berita Internasional
Detik-detik Pejabat AS Buka Baju, Protes Sentimen Anti Asia-Amerika, Lee Wong Pamerkan Luka Perang
Viral video seorang pejabat kota di Amerika Serikat yang keturunan Asia-Amerika mengangkat bajunya, saat menyampaikan pesan anti-rasial.
TRIBUNMANADO.CO.ID - Viral video seorang pejabat kota di Amerika Serikat yang keturunan Asia-Amerika mengangkat bajunya, saat menyampaikan pesan anti-rasial.
Lee Wong, mengejutkan semua orang selama pertemuan Selasa di kota West Chester, Cincinnati, Ohio.
Aksi itu dia lakukan untuk menunjukkan tanda nyata di dadanya atas pengabdiannya ke AS.
Tanda itu merupakan bekas luka yang dia terima saat bertugas di militer AS.
Saat melakukan itu, dia mengumumkan tidak akan menolerir diskriminasi atau kekerasan rasial.
Ia membuka baju untuk menunjukkan seberapa patriot dia terhadap AS.
Veteran Angkatan Darat selama 20 tahun ini pindah dari China, dan tinggal di "Negeri Uncle Sam" selama 51 tahun terakhir.
Selama itu, Wong mengaku dia menghadapi rasialisme dan harus menahan diri agar tak bersuara karena terancam mendapat diskriminasi lanjutan.
Wong juga mengungkapkan bahkan ada yang mempertanyakan patriotismenya dari orang yang "tidak bisa melupakan wajahnya".
Karena itu dalam pertemuan di Kota Wes Chester, dengan tenang ketua badan yang menangani kekerasan dan diskriminasi terhadap Asia-Amerika melakukan hal yang membuatnya viral.
Baca juga: Sosok Oliver Pras, Keturunan WNI yang Berbicara di Kampanye #StopAsianHate, Ibunya Asal Manado
Rekaman video menayangkan Lee Wong mulai membuka kancing bajunya dan memperlihatkan luka yang didapatnya saat masih mengabdi sebagai tentara.
"Saya berusia 69 tahun. Saya akan menunjukkan seperti apa patriotisme itu," tegasnya dikutip The Washington Post.
"Ini adalah bukti saya. (Luka) ini didapatkan saat masih berdinas di militer. Apa ini bukti saya kurang patriot?" tanyanya.
Wong menegaskan kini dengan aksinya itu, dia tidak malu lagi untuk berjalan di jalanan "Negeri Uncle Sam".
Dulunya, dia merasa orang memandangnya secara aneh dan berani mempertanyakan seperti apa kesetiaannya kepada negara.
"Terakhir kali saya membaca Konstitusi AS, 'kita adalah rakyat, yang sama, yang sederajat'," tegasnya.
Kepada Cincinnati Enquirer, Wong menyatakan dia sama sekali tidak mempersiapkan pidatonya. Tapi, dia merasa waktunya tepat mengingat kekerasan terhadap Asia-Amerika terjadi.
"Pada saat itu, saya tidak tahu apa yang sedang merasuki saya. Yang saya lakukan hanyalah harus mengatakan sesuatu," ujar dia dikutip World of Buzz Senin (29/3/2021).
Dia menceritakan, salah satu kekerasan terhadapnya karena perbedaan ras terjadi saat pindah ke Chicago, dan belajar farmakologi di 1970-an.
Saat itu, dia dihajar oleh pria kulit putih yang menyangkanya sebagai orang yang berasal dari Jepang.
Namun, hakim hanya menjatuhkan hukuman satu tahun percobaan, membuat Wong yang masih dirawat merasa bingung dan marah.
"Selama dua tahun, saya begitu murka hingga membenci orang kulit putih," ungkapnya, yang kemudian menikahi perempuan kulit putih.
Wong berkata, setelah pidatonya tersebut dia mendapatkan komentar positif, bahkan dari netizen yang pernah menghujatnya.
"Orang-orang berterima kasih atas jasa saya. Mereka bahkan bahagia karena saya berani mengungkapkannya," jelasnya.

Saya harus mengatakan sesuatu
Wong kemudian memberitahu The Cincinnati Enquirer bahwa pidatonya tidak direncanakan. "Waktunya tepat mengingat apa yang terjadi di negara ini," katanya.
"Pada saat itu, saya tidak tahu apa yang merasuki diri saya. Saya hanya tahu saya harus mengatakan sesuatu," kata Wong.
Dia menegaskan sangat berkomitmen pada AS, sehingga dia bergabung dengan tentara "untuk belajar tentang Amerikanisme dan demokrasi.”
Pembunuhan di Atlanta telah menyoroti penghinaan yang dihadapi orang Asia-Amerika.
Anggota parlemen Demokrat dan pemimpin Asia-Amerika telah mengaitkan munculnya serangan terhadap komunitas dengan retorika anti-Asia dari pemerintahan Donald Trump.
Sejak dimulainya pandemi virus corona, istilah yang merendahkan seperti "virus China" dan "kung flu" juga dikatakan telah menambah iklim ketegangan rasial.
Wong, yang merupakan seorang Republikan meskipun pemilu di kota non-partisan, mengatakan dia senang dengan tanggapan atas pidatonya.
"Orang-orang berterima kasih atas pelayanan saya. Orang-orang senang saya berbicara," kata Wong, "Chester Barat adalah komunitas yang beragam."
Artikel ini tayang di Kompas.com dengan judul Detik-detik Lee Wong, Pejabat Asia-Amerika, Buka Baju untuk Tunjukkan Dia Patriot
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/manado/foto/bank/originals/lee-wong-pamerkan-luka-perang.jpg)