Tribun Travel
Menengok Industri Rumah Panggung Woloan Khas Minahasa di Kota Tomohon
Dari Bandara Internasional Sam Ratulangi ke Woloan tak sampai satu jam naik kendaraan bermotor.
Penulis: Jumadi Mappanganro | Editor: Jumadi Mappanganro
GERIMIS menyambut kami saat tiba di Woloan, Kamis (25/3/2021) sore.
Tempat yang kami datangi kali ini adalah lokasi industri rumah panggung Woloan khas Minahasa, salah satu etnis terbesar di Sulawesi Utara.
Tepatnya di Lingkungan IV Kelurahan Woloan Satu, Kecamatan Tomohon Barat, Kota Tomohon. Berjarak sekitar 28 kilometer dari Kota Manado.

Dari Bandara Internasional Sam Ratulangi ke Woloan tak sampai satu jam naik kendaraan bermotor.
Di lokasi ini, belasan rumah panggung berjejer di kiri kanan jalan. Terlihat masih baru.
Dindingnya seragam: berkelir coklat. Beratap seng merah. Tipenya beragam.
Ada yang berlantai satu. Ada pula berlantai dua.
Rumah panggung ini dikerap disebut Rumah Woloan. Biasa juga disebut rumah adat Minahasa.
Sudah lama saya berencana mampir di tempat ini. Namun baru terwujud sore itu.
Kesempatan berkunjung ke Woloan terwujud seusai kami silaturahmi dengan Wali Kota Tomohon Caroll Senduk di kantornya.
Sore itu kami bertemu dengan Oce F Kowaas. Ia perajin Rumah Woloan. Usianya kini 62 tahun.
Katanya, Rumah Woloan yang dibuatnya itu menggunakan kayu besi, kayu nyatoh atau kayu merah dan kayu cempaka sebagai bahan utamanya.

Kayu besi digunakan untuk tiang dan rangka rumah.
Sedangkan kayu nyatoh dan cempaka untuk dinding dan bagian dalam rumah.
Kayu besi dipilih karena memiliki sifat kokoh dan tahan terhadap rayap sehingga awet.