Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Gempa dan Tsunami

Ingat Gempa & Tsunami Aceh 2004? Asep yang Ditemukan di RSJ Diduga Personel BKO Brimob 17 Tahun Lalu

Pria yang diduga Asep ditemukan dirawat di RSJ Zainal Abidin di Banda Aceh mengingatkan kembali pada kita kisah bencana 17 tahun silam.

Sriwijaya post
Kisah di Tsunami Aceh 

Nazariah warga Desa Jamboe Timur, Kemukiman Meuraksa, Kecamatan Blang Mangat, kota Lhok Seumawe menceritakan kejadian di hari itu.

Saat tsunami, Nazariah berusia 23 tahun. Pagi itu ia merasakan gempa mengguncang rumahnya dan mendengar seruan orang jika air laut naik ke darat.

Sambil menggendong anaknya yang berusia 3 tahun, ia dan ibunya berlari menyelamatkan diri.

Setelah 200 meter berlari, gelombang setinggi rumah mengejar dan menyapu kakinya hingga ia terjatuh.

Ia berhasil menyelamatkan diri dan anaknya yang ada dalam gendongan. Namun tidak sang ibu.

Nazariah hanya bisa melihat ibunya terseret air beberapa meter di belakangnya dan menghilang di dalam air.

Nazariah merupakan satu dari ratusan ribu korban gempa bumi dan tsunami Aceh 2004.

Tercatat, sekitar 170.000 orang meninggal dunia dan puluhan ribu bangunan hancur setelah terhempas gelombang tsunami.

Hal yang sama juga dialami Maisara (48). Ia bercerita saat tsunami terjadi, ia terjebak dalam air laut berwarna hitam menggulung.

Ia kemudian terjepit plafon rumahnya. Air menyisakan kepalanya yang mendesak di plafon.

Maisara selamat tapi tidak suaminya, Muharam dan tiga anak perempuannya.

Setiap tanggal 26 Desember, ia selalu berziarah ke makam massal di kawasan Blang Kureng, Aceh Besar.

Tadi Malam Terjadi Gempa Bumi 5.3 SR, Ini Lokasi & Kekuatannya, BMKG Catat 3 Daerah Merasakan

Pekerja menempel nama-nama korban gempa dan tsunami di Museum Tsunami Aceh, <a href='https://manado.tribunnews.com/tag/banda-aceh' title='Banda Aceh'>Banda Aceh</a>, Sabtu (6/12/2014). Museum tersebut dibangun untuk mengenang peristiwa gempa dan tsunami Aceh yang terjadi pada 26 Desember 2004.

“Mana mungkin bisa lupa, sebagai orang Aceh, kejadian itu tak mungkin terhapus dari ingatan,” ujar Maisara, Kamis (26/12/2019).

"Mungkin sampai saya menghembuskan napas terakhir nanti tidak akan lupa," ujar Maisara.

Halaman
1234
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved