Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Masih Ingat Djoko Suyanto Eks Panglima TNI? Dulu Tolak Tawaran Capres, Fokus Keluarga, Ini Kabarnya

Djoko Suyanto dikenal dekat dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Mereka berdua adalah teman satu angkatan di Akademi Militer.

Penulis: Finneke Wolajan | Editor: Finneke Wolajan
Kolase istimewa
Marsekal TNI (purn) Djoko Suyanto 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Masih ingat Djoko Suyanto? Jenderal yang gagal masuk TNI AL tapi jadi Kepala Staf Angkatan Udara ( KSAU)dan Panglima TNI. Lama tak terdengar, begini kabar djoko suyanto sekarang.

Djoko Suyanto dikenal dekat dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ( SBY).

Mereka berdua adalah teman satu angkatan di akademi militer.

Pada 13 Februari 2006 merupakan hari bersejarah dalam dunia militer karena memiliki seorang Panglima TNI pertama dari TNI Angkatan Udara.

Sosok tersebut ialah Marsekal TNI (purn) Djoko Suyanto, pria kelahiran Madiun, Jawa Timur, 2 Desember 1950.

Biodata Marsekal <a href='https://manado.tribunnews.com/tag/tni' title='TNI'>TNI</a> <a href='https://manado.tribunnews.com/tag/djoko-suyanto' title='Djoko Suyanto'>Djoko Suyanto</a>, Eks <a href='https://manado.tribunnews.com/tag/panglima-tni' title='Panglima TNI'>Panglima TNI</a> yang Telah Rawat 16 Orang Positif Covid-19
Marsekal TNI (purn) Djoko Suyanto (Kompas.com)

Sang lulusan terbaik AKABRI AU pada 1973 kala itu pun menjabat sebagai Panglima TNI saat Presiden ke-6 Republik Indonesia (RI) Susilo Bambang Yudhoyono berkuasa di periode pertama.

Selang dua tahun, Djoko Suyanto menerima kepercayaan dari SBY untuk menjadi Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Indonesia ( Menko Polhukam ), menggantikan posisi Widodo AS.

Djoko Suyanto dulunya adalah penerbang pesawat tempur F-5 Tiger II yang berpangkalan di Pangkalan Udara Iswahyudi, Magetan.

Djoko Suyanto berturut-turut menjabat sebagai Komandan Skadron Udara 14, Komandan Lanud Iswahyudi, Panglima Komando Sektor Pertahanan Udara Nasional, Komandan Komando Pendidikan TNI AU, Asisten Operasi KSAU, dan berlanjut Kepala Staf TNI AU.

Untuk menjadi seorang Panglima TNI, tak sedikit proses yang harus dilalui olehnya demi terus berjuang dalam menjalani tanggung jawab sebagai pimpinan tertinggi di tubuh TNI.

Dilansir dari berbagai sumber, Karir politik Suyanto bermula ketika mendekati masa pensiun dari jabatannya dia didekati dua partai besar yakni Demokrat dan PKS.

Kedua partai ini mengaku sudah menawari Djoko Suyanto sebagai calon presiden di pemilihan umum tahun 2014.

Tak menutup diri, Djoko Suyanto menjawab ajakan tersebut dengan mengatakan tak tertarik bergabung dengan partai politik.

Meski tak bergabung dengan Demokrat, Suyanto tetap mendukung SBY dalam Pilpres.

Setelah pensiun sebagai Panglima TNI dan meletakkan jabatan selaku Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Indonesia, Djoko Suyanto mengaku akan menghabiskan waktu untuk kehidupan pribadinya saja.


Marsekal TNI (purn) Djoko Suyanto (Kompas.com)

Ia tidak akan kembali atau ikut campur dengan pemerintahan.

"Saya mau momong cucu, saya ingin waktu saya lebih banyak untuk keluarga dan istri saya," ungkap Djoko.

Itulah alasan sebenarnya ia menolak ajakan dari Partai Demokrat dan PKS menjadi calon presiden.

Bahkan ketika terdengar kabar bahwa Djoko Suyanto akan diminta menjadi penguat kabinet Jokowi dan JK, ia mengklarifikasi bahwa sudah tak tertarik lagi dengan pemerintahan.

Ia berseloroh, "Masa cita-cita saya mau pensiun gagal lagi.”

Djoko yakin bahwa politik bukan dunianya. Sejauh ini ia amat menikmati menjadi penerbang pesawat tempur.

Dunia hitam putih adalah dunianya. Dia merasa yakin di politik, ia tak bisa sepandai menerbangkan pesawat tempur.

“Jadi politikus itu tak mudah,” pungkas Djoko.

Rawat 16 Anggota Keluarga dan Karyawan Positif Covid-19

Berbagai cara dilakukan orang untuk bisa meringankan beban tenaga medis yang tengah berjuang di garda terdepan menghadapi Covid-19.


Marsekal TNI (purn) Djoko Suyanto saat jabat Menkopolhukam (Tribunnews)

Cara ini juga yang dilakukan mantan Panglima TNI, Marsekal TNI (Purn) Djoko Suyanto ketika 16 dari 24 anggota keluarga dan karyawannya dinyatakan positif Covid-19 pada pertengahan November 2020.

Mereka yang terpapar Covid-19 dengan rincian lima anggota keluarga dan 11 karyawan. Mereka terjangkit Covid-19 dengan status orang tanpa gejala (OTG).

Dalam upayanya, Djoko melakukan berbagai cara supaya mereka mendapat perawatan maksimal.

Mulai dari mengirimkan mereka ke Rumah Sakit Darurat (RSD) Covid-19 Wisma Atlet, Kemayoran, Jakarta, hingga merawat sejumlah anggota keluarganya yang menjalani isolasi mandiri.

Ia mengaku sempat merasakan kepanikan ketika mengetahui ada belasan orang yang dinyatakan positif Covid-19 di lingkungannya.

Akan tetapi, mantan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) ini mencoba untuk tidak gegabah agar mereka tetap mendapat perawatan yang maksimal.

"Terus terang di minggu-minggu awal itu saya sangat panik dan sangat khawatir. Mengingat, banyaknya keluarga dan karyawan (16 orang termasuk anak, menantu, dan cucu) yang positif," ujar Djoko dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Minggu (27/12/2020).

Walaupun begitu, Djoko bersyukur setidaknya terdapat tujuh orang yang dirawat di Wisma Atlet.

Di mana sebagian lainnya dikirim ke Rumah Sakit Darurat (RSD) Covid-19 dan menjalani isolasi mandiri di rumahnya masing-masing.

Hal itu pun cukup meringankan dalam upayanya merawat mereka.

Upaya Djoko sendiri misalnya adalah dengan menyiapkan ruangan yang memungkinkan untuk menjalani isolasi mandiri.

Kemudian menyiapkan berbagai jenis vitamin sesuai resep yang dianjurkan tenaga medis. Lalu juga ia berinisiatif untuk selalu menyediakan obat herbal China, Lianhua Qingwen.

Ia juga selalu menyiapkan berbagai suplemen, mulai dari madu hingga minyak kayu putih.

Akan tetapi, yang tak kalah penting adalah selalu memberikan perhatian, simpati, dan komunikasi untuk bisa menguatkan kepercayaan diri mereka.

"Beruntung, saya masih bisa berbagi tugas dengan istri yang mengelola urusan logistik mereka, terutama yang isolasi mandiri di rumah masing-masing karena mereka tidak bisa ke mana-mana," kata Djoko.

Berbagai upayanya perlahan membuahkan hasil. Terhitung sejak 25 Desember 2020, sudah 13 anggota keluarga dan karyawan sudah dinyatakan negatif. Kini, hanya tersisa tiga orang yang masih mendapat perawatan.

Dalam melakukan perawatan, terdapat tiga filosofi dasar kehidupan pilot sebagai penerbang yang membantu Djoko mengendalikan situasi ini.

Pertama, maintaining aircraft control. Cara ini dilakukannya dengan berusaha mengendalikan keadaan dengan baik dan tenang meskipun sempat dilanda kepanikan.

Kedua, situation analysis. Filosofi ini diterapkannya dengan menganalisis segala macam gejala hingga menyiapkan rencana akan dibawa kemana dalam memberikan perawatan lebih lanjut.

Ketiga, take proper action. Cara ini diterapkannya dengan bertumpu kepada sebuah keputusan yang cepat dan tepat

"Ambil keputusan yang cepat dan tepat untuk menentukan penanganannya, dukungan obat/vitamin, logistik mereka, termasuk pelaksanaan swab test PCR sesuai jadwal hasil konsultasi dengan para dokter," kata dia.

Dilansir dari Kompas TV yang tayang Februari 2021 lalu, kabar djoko suyanto sekarang banyak menghabiskan waktu di rumah. 

Di masa pandemi ini, Djoko Suyanto mengaku mengikut anjuran pemerintah mengenai protokol kesehatan.

Djoko Suyanto menikmati suasana dekat rumahnya yang sepi dan asri.

Selain itu, Djoko Suyanto masih melakukan pertemuan-pertemuan virtual di masa pandemi ini. (tribunmanado.co.id/finneke wolajan)

Sumber: Tribun Manado
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved