Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Sosok Tokoh

Sosok Buwas Berani Sebut 2 Menteri Ini Perintahkan Import Beras Padahal Stok Menumpuk, Ini Profilnya

Budi Waseso adalah seorang perwira Polri dengan pangkat terakhir Komisaris Jenderal (Komjen).  

Editor: Chintya Rantung
Kolase Tribun Manado
Profil Budi Waseso 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Baru-baru ini dua nama menteri ini disebut Budi Waseso karena telah menyuruh untuk melakukan import beras.

Diketahui Budi Waseso ( Buwas ) kini adalah Direktur Utama Perum Bulog.

Mereka adalah dalam Rapat Dengar Pendapat bersama Badan Legislasi DPR secara virtual, Selasa (16/3). Menteri Koordinator Ekonomi Airlangga Hartarto dan Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi.

Dikabarkan pada saat itu stok beras sedang menumpuk.

Biodata Budi Waseso (Buwas) yang Berani Sebut 2 Menteri Instruksikan Impor Beras, Mantan Kabareskrim

“Rakortas saat itu enggak diputuskan untuk impor. Hanya kebijakan dari Pak Menko (Perekonomian) dengan Mendag itu yang pada akhirnya kita dikasih penugasan tiba-tiba untuk laksanakan impor,” katanya.

Buwas menambahkan, dalam rakortas yang dipimpin Menko Airlangga tersebut hanya membahas mengenai kemungkinan kelangkaan dan prediksi cuaca.

“Enggak ada. Jadi saat itu hanya membahas kemungkinan dan cuaca prediksi kelangkaan, sehingga waktu itu perlu kita impor sebagai buffer stock atau iron stock,” katanya.

Bulog menyatakan akan kesulitan menyalurkan beras impor tersebut. 

Dalam RDP dengan Komisi IV DPR, Budi Waseso melaporkan, persediaan beras per 14 Maret 2021 di gudang Bulog mencapai 883.585 ton.

Dengan rincian 859.877 ton merupakan stok Cadangan Beras Pemerintah (CBP) dan 23.708 ton stok beras komersial.

Sementara beras sisa impor tahun 2018 yang masih tersedia di gudang Bulog yaitu 275.811 ton, dengan 106.642 ton di antaranya mengalami turun mutu. Adapun total impor beras tahun 2018 sebesar 1.785.450 ton.

"Kesalahan pada impor beras tahun 2018 dikarenakan rata-rata jenisnya merupakan jenis beras pera yang tidak sesuai dengan selera masyarakat Indonesia. Akibatnya, sulitnya penyaluran beras tersebut. Kita perlu mencampur beras impor tersebut dengan beras produksi dalam negeri agar bisa disalurkan ke masyarakat," kata Buwas seperti dikutip dari antaranews.com.

Pada Maret 2020, lanjut Buwas, beras impor tahun 2018 masih tersisa sekitar 900 ribu ton.

Beras tersebut kemudian digunakan untuk penyaluran bantuan sosial dari Kementerian Sosial dan bantuan langsung dari Presiden kepada masyarakat dalam menanggulangi dampak ekonomi akibat pandemi.

Halaman
1234
Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved