Tribun Travel
Menengok Masa Lalu di Gereja Malak Tua: Lonceng Jerman, Kursi Volskraad & Lampu Gas Kuno
Salah satu cagar yang unik adalah Gereja tua Malak di Desa Laikit, Kecamatan Dimembe, Kabupaten Minut.
Penulis: Arthur_Rompis | Editor: Rizali Posumah
Jantje Ngangi, warga setempat, mengatakan, kayu yang digunakan untuk membangun gereja adalah cempaka Wasian.
Sebelum memotong kayu, para pekerja memanjatkan doa.
"Mereka berdoa agar Tuhan mengokohkan gereja ini. Doa mereka terwujud," kata dia.
Disebutnya, gereja itu dibuat model bangunan Belanda yang ditambah sedikit gaya Minahasa.
Untuk zamannya, gereja itu termasuk modern.
"Itu membuktikan para pekerja Tonsea zaman dulu sudah punya keahlian tinggi," beber dia.
Begitu rampung, gereja tersebut langsung menyatu dengan denyut nadi masyarakat.
Di masa damai, jadi tempat pencerahan masyarakat.
Di masa perang, jadi tempat perlindungan.
Dikatakannya, dalam masa perang yang diperkirakannya saat perang mempertahankan kemerdekaan, gereja itu sempat dihujani tembakan dari pesawat terbang. Bekas lubangnya masih ada hingga kini.
"Seng gereja berlubang," kata dia.
Dikatakan Ngangi, gereja itu dinamakan Malak karena berada di antara Desa Matungkas dan Laikit.
"Malak adalah Matungkas dan Laikit," kata dia.
Singkatan nama itu pula yang menjadikannya unik karena dijadikan tempat ibadah dua jemaat yakni Imanuel Laikit dan Sion Matungkas. Jika ibadah, dua jemaat itu duduk terpisah. (art)
• Ikatan Cinta Selasa 16 Maret 2021: Bukti Baru Kejahatan Elsa, Andin dan Al Tahu Sosok Pembunuh Roy?
• Masih Ingat Dua Sejoli dalam Video Parakan 01? Kedua Pasangan Sempat Alami Trauma Kini Dinikahkan
• Masih Ingat Dua Sejoli dalam Video Parakan 01? Kedua Pasangan Sempat Alami Trauma Kini Dinikahkan