Sosok Jenderal-jenderal yang Disebut Bakal Jadi Calon Pengganti Moeldoko di Kabinet Jokowi
Daftar Nama Jenderal yang Disebut Bakal Jadi Calon Posisi KSP Gantikan Moeldoko, Mantan Kapolri Idham Azis?
TRIBUNMANADO.CO.ID - Moeldoko terpilih dalam Kongres Luar Biasa (KLB) Partai Demokrat di Deli Serdang, Sumatera Utara, Jumat (5/3/2021).
Terpilihnya Maoeldoko, kini muncul nama-nama yang disebut-sebut bakal menggantikan posisinya sebagai Kepala Staf Kepresidenan (KSP).
Menanggapi isu yang berkembang itu, Ketua Koordinator Jaringan Pemuda Indonesia (JAPI) Iradat Ismail menyatakan, besar kemungkinan Moeldoko memilih berhenti dan fokus mengurus Partai Demokrat.
"Saya kira soal waktu saja. Tidak lama lagi, Pak Moeldoko akan melepaskan jabatan Kepala Staf Kepresidenan dan totalitas mengurus Partai Demokrat," kata Iradat dikutip dari tribun kaltim.com dengan judul Beredar Kencang Kabar Mantan Kapolri Idham Azis Segera Masuk Kabinet Jokowi, Ganti Posisi Moeldoko?, Sabtu (13/3/2021).
Lebih lanjut, Iradat mengatakan, terdapat empat sosok orang yang disebut-sebut sebagai calon pengganti Moeldoko di Kabinet Jokowi.
”Kalau kami dengar-dengar mengerucut ada empat sosok," ujar dia.
Sama seperti Moeldoko, keempat sosok calon penggantinya juga berasal dari kalangan militer dan seorang mantan pimpinan Polri.
Keempatnya masing-masing bernama Mayjen TNI (Purn) TB Hasanuddin yang merupakan politikus dari PDI Perjuangan atau PDIP.
Lalu, mantan KSAD Jenderal (Purn) Mulyono, mantan Kapolri Jenderal Idham Azis dan Letnan Jenderal TNI (Purn) Agus Sutomo.
Nama yang terakhir disebut diketahui pernah menjadi pengawal mantan Presiden RI, Susilo Bambang Yudhoyono atau SBY.
Sementara TB Hasanuddin pernah menjadi Sekretaris Militer era Presiden SBY dan Megawati Soekarnoputri.
"Empat nama ini memang menonjol kalau bicara KSP pengganti Pak Moeldoko. Tapi sekali lagi ini masih prediksi dan spekulasi. Kita tunggu saja," kata Iradat.
Profil Idham Azis
Idham dilahirkan di Kendari, Sulawesi Tenggara pada tanggal 30 Januari 1963 sebagai putra dari pasangan Abdul Azis Halik dan Tuti Pertiwi.