Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Korea Utara

Kim Jong Un Tembak Mati 4 Warga Korea Utara karena Sebar Film Drakor, Dieksekusi di Depan Umum

Kim Jong Un Tembak Mati 4 Warga Korea Utara karena sebar drakor Korea Selatan dalam sebuah kartu SD dan mendistribusikannya ke seluruh negeri.

Editor: Frandi Piring
BBC
Kim Jong Un tembak mati 4 warga Korea Utara karena sebarkan Film Drakor (Drama Korea Selatan). 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Pemimpin Tertinggi Korea Utara, Kim Jong Un melakukan eksekusi mati kepada empat warga Korea Utara karena membelot dengan mendistribusikan materi video ilegal ( drakor dari Korea Selatan ).

Kim Jong Un mengeluarkan perintah 4 warga tersebut dieksekusi atau ditembak mati di depan umum di Pyongyang.

Kim Jong Un melakukan eksekusi mati dikabarkan dari seorang sumber yang mengetahui insiden itu mengatakan kepada Daily NK bahwa berlangsung pada 2 Maret.

Baca juga: Dulu Kim Jong Un Mesra dengan Donald Trump, Kini Korut Cuek Diajak Diskusi Amerika dan Joe Biden

Baca juga: Hilang Selama 1 Tahun dari Publik, Ini Penampakkan Istri Kim Jong Un Sekarang

Baca juga: Istri Kim Jong Un Tak Muncul Setahun, Dikhawatirkan Telah Dieksekusi Suaminya, di Mana Ri Sol Ju?

Proses eksekusi dilakukan di Lapangan Tembak Daewon-ri di Distrik Sadong, Pyongyang.

Keempat orang itu terdiri dari tiga pria dan satu wanita, dieksekusi regu tembak di depan warga setempat dan inminban (pengawas lingkungan).

Semua yang dieksekusi adalah penduduk Hadang-dong, daerah di Distrik Hyongjae, Pyongyang.

Kim Jong Un dan tentara <a href='https://manado.tribunnews.com/tag/korea-utara' title='Korea Utara'>Korea Utara</a>

(Foto: Kim Jong Un dan tentara Korea Utara eksekusi mati pembelot. (Foto Demokrasi.co.id)

Kelompok beranggotakan 4 orang ini dituduh menyimpan film, acara hiburan, dan program musik Korea Selatan dalam sebuah kartu SD dan mendistribusikannya ke seluruh negeri.

Kelompok itu dipimpin seorang pria 50 tahunan dan istrinya berusia sekitar 40 tahun.

Menurut laporan Daily NK, kejadian ini berkaitan dengan banyaknya orang di Hadang-dong yang membuat rokok palsu yang disebut gadaegidambae.

Pasutri ini satu diantara yang bekerja sebagai pembuat rokok palsu.

Mereka membeli bahan baku dari pabrik rokok setempat dan mengimpor kertas rokok dari perbatasan Sino-Korea Utara.

Kemasan rokok palsu itu mirip aslinya, namun harganya setengah dari yang asli.

Sejak Agustus tahun lalu, pasangan itu menarik perhatian warga setempat karena membeli rumah orang lain untuk memperluas tempat tinggal mereka.

Pasangan ini juga membuat pabrik mini yang lengkap dengan peralatan produksi di dekat rumah mereka dengan 30 hingga 40 orang karyawan.

Namun tetangga pasutri itu curiga lantaran keduanya mendadak kaya, padahal keuntungan produksi rokok palsu tidak terlalu besar.

Selain itu, tetangga juga merasa aneh karena mereka menambahkan kotak ekstra saat mengirim rokok-rokok tersebut.

Pada Januari lalu, karyawan pabrik rokok memeriksa salah satu kotak itu.

Ilustrasi <a href='https://manado.tribunnews.com/tag/eksekusi' title='eksekusi'>eksekusi</a> <a href='https://manado.tribunnews.com/tag/mati' title='mati'>mati</a> di <a href='https://manado.tribunnews.com/tag/korea-utara' title='Korea Utara'>Korea Utara</a>

(Foto: Ilustrasi eksekusi mati di Korea Utara (Internet)

Mereka menemukan banyak kartu SD berisi konten-konten Korea Selatan di bawah dua bungkus rokok di dalam kotaknya.

Pasutri itu langsung dilaporkan ke Kementerian Keamanan Negara.

"Kasus pasutri itu dikirim dari Kementerian Keamanan Negara ke pusat komando Pyongyang,

dan kemudian dua karyawan berusia 30-an yang dibayar oleh pasangan itu untuk menyalin kartu SD ditangkap," kata sumber ini.

Pihak berwenang dilaporkan menemukan sejumlah besar kartu SD buatan China di rumah pasangan itu.

Aparat menanyakan asal muasal kartu SD itu, namun pasutri tersebut mengaku dua kali menerima kotak berisi beberapa USB

saat mengimpor kertas rokok dan tidak tahu siapa yang menempatkannya di dalam kotak.

Pasangan itu mengaku ada video yang belum pernah mereka lihat sebelumnya di USB itu dan percaya bahwa menjual video tersebut akan menghasilkan uang.

Mereka kemudian menempatkan video tersebut pada kartu SD dan menjualnya di Pasar Hadong

dan menemukan bahwa video tersebut populer hingga akhirnya mendistribusikan ke seluruh negeri.

"Kasus itu dilaporkan ke Kim Jong Un dan mereka diperintahkan untuk dieksekusi sebagai pengkhianat bangsa," kata sumber itu.

"Pemeriksaan pendahuluan biasanya memakan waktu sekitar enam bulan, tetapi pasangan itu dieksekusi di depan umum dengan cepat

untuk menjadikannya contoh," tambah sumber ini.

Pasal 27 undang-undang pemikiran anti-reaksioner mengatakan, siapapun yang kedapatan mengimpor atau mendistribusikan film,

musik, atau karya terbitan Korea Selatan akan menghadapi kerja paksa atau eksekusi seumur hidup.

(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul 4 Warga Korea Utara Ditembak di Depan Umum karena Sebarkan Film Korsel, Kim Jong Un Minta Eksekusi,

https://www.tribunnews.com/internasional/2021/03/14/4-warga-korea-utara-ditembak-di-depan-umum-karena-sebarkan-film-korsel-kim-jong-un-minta-eksekusi?page=all&_ga=2.160253245.1088499986.1614929179-amp-Yd7U-pWKbLRfSq3cEX3VcQ.

Klik >>> https://manado.tribunnews.com/topic/korea-utara

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved