Gejolak di Partai Demokrat
Andi Mallarangeng Beberkan Analisisnya Terkait Tujuan Moeldoko Ingin Jadi Ketum Partai Demokrat
Seperti yang diketahui KLB hingga terpilihnya Moeldoko sebagai ketum terus menjadi sorotan publik.
Menurut Ray, Partai Demokrat belum memiliki tingkat solidaritas yang tinggi.
"Soliditas internal Partai Demokrat sendiri belum muncul sekuat yang dibayangkan," ujar Ray pada Selasa (5/2/2021).
Kurang kuatnya solidaritas dari intern membuat Partai Demokrat mudah melakukan pergantian anggota.
"Ini masih memungkinkan tokoh lain masuk ke dalam."
"Itulah yang terjadi setidaknya dalam peristiwa beberapa tokoh Demokrat yang mengundang dan berdiskusi dengan Pak Moeldoko," kata dia.
Sementara, Kepala Badan Komunikasi Strategis Partai Demokrat, Herzaky Mahendra Putra mengatakan Moeldoko ingin mengambil alih kepemimpinan Partai Demokrat.
Moeldoko mengambil alih secara inkonstitusional untuk kepentingan pencapresan 2024.
"Berdasarkan pengakuan, kesaksian, dari BAP sejumlah pimpinan tingkat pusat maupun daerah Partai Demokrat yang kami dapatkan, mereka dipertemukan langsung dengan KSP Moeldoko."
"Ia ingin mengambil alih kepemimpinan Partai Demokrat secara inkonstitusional untuk kepentingan pencapresan 2024," kata Herzaky pada Senin (1/2/2021).
Presiden Disebut Biarkan Manuver Moeldoko.
Keterlibatan Moeldoko dalam konflik Partai Demokrat memicu banyak spekulasi.
Ada yang curiga ada keterlibatan Presiden Jokowi di belakang kasus ini.
Jokowi dinilai membiarkan manuver mantan panglima TNI tersebut.
Jokowi dianggap berada pada posisi yang diuntungkan.
Mengingat Partai Demokrat kerap melontarkan kritikan pada pemerintahan Jokowi.