Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Bacaan Alkitab

Bacaan Alkitab Kamis 11 Maret 2021, Kisah Para Rasul 8:1b : Meski Menderita, Tetaplah Setia

Orang percaya ketika itu pantang menyerah. Mereka tetap memberitakan Injil meski dianiaya dan diancam dibunuh.

Editor: Aldi Ponge
Istimewa
Renungan Harian 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Penderitaan adalah 'teman dekat' orang Kristen. Bukan nanti zaman now orang Kristen menderita. Tapi sudah sejak jemaat mula-mula, tepatnya sejak Kekristenan lahir.

Penderitaan yang paling berat pertama kali dialami oleh Stefanus, yang mati dilempari.

Bertambah banyaknya orang Kristen, menimbulkan keresahan dan ketakutan bagi orang Yahudi.

Mereka pun menyiksa semua pengikut Tuhan Yesus. Orang Kristen yang tersebar di berbagai penjuru negeri, semuanya dianiaya dan disiksa.

Banyak yang mati dibunuh karena mempertahankan imannya. Namun, semakin dihambat, Kekristenan semakin merambat.

Semakin ditekan, semakin mengembang. Orang percaya ketika itu pantang menyerah. Mereka tetap memberitakan Injil meski dianiaya dan diancam dibunuh.

Renungan Harian
Renungan Harian (Istimewa)

Rasul-rasul dan para murid Tuhan mengalami penganiayaan yang hebat.

Demikian firman Tuhan hari ini.
Pada waktu itu mulailah penganiayaan yang hebat terhadap jemaat di Yerusalem. Mereka semua, kecuali rasul-rasul, tersebar ke seluruh daerah Yudea dan Samaria. (ayat 1b)

Mengapa orang Kristen menderita? Karena orang Kristen berada di dunia. Keinginan dunia, berbeda dengan keinginan Kristus.

Keinginan dunia adalah kesenangan sesaat yang sifatnya instan, sesaat dan tidak kekal.

Sifatnya sementara, sebentar ada, sebentar lisut, hilang dan musnah seiring dengan berakhirnya hidup dalam kefanaan (dunia). Sebab keinginan dunia adalah kesenangan daging.

Orang Kristen berasal dari Kristus yang datang membawa terang dan Kabar Baik (Injil) untuk menerangi dunia yang gelap agar bercahaya dan memperoleh hidup yang kekal.

Namun, dunia tidak menerimanya. Dunia menolak dan menganiaya pembawa terang keselamatan, yang bersifat permanen, mutlak dan kootemporer, bukan temporer.

Jadi, penderitaan orang Kristen sesungguhnya adalah kebahagiaan. Sebab, semakin kita menderita, semakin kita dikasihi Kristus.

Kita semakin dilindungi, dijaga, digendong dan diberkatinya secara heran dan luar biasa.

Sumber: Tribunnews
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved