Kota Bitung Bersiap Gelar Belajar Tatap Muka di Sekolah
Rencanannya untuk proses pembelajaran tatap muka, akan digelar pada tahun ajaran yang baru tahun 2021
Penulis: Christian_Wayongkere | Editor: Charles Komaling
Ondang juga menguraikan terkait dengan pelaksanaan ujian tengah semester, dihimbau untuk melaksanakan secara daring (dalam jaringan), bagi sekolah yang siswanya dibawah 60 orang bisa dilakukan di sekolah.
"Dengan sistem tiap kelas 5 sampai 10 orang saja. Dan alangkah baiknya hanya kelas 6 yang melakukan ujian tengah semester di sekolah," kata dia.
Terkait dengan pelaksanaan penilaian akhir semester dan ujian sekolah nanti, pihaknya berharap sudah akan berlangsung di sekolah dengan menggunakan seluruh ruangan belajar di sekolah.
Sambil ada penyesuaian bagi guru dan anak-anak, menghadapi proses pembelajaran tatap muka di dalam sekolah.
Jumlah Sekolah
Adapun jumlah sekolah di kota Bitung untuk PAUD 97 dan kelompok belajar ada 19.
Lalu untuk SD total ada 104 sekolah dan untuk SMP di Kota Bitung ada 37 sekolah sudah termasuk SMP 19 di Kecamatan Maesa, yang merupakan SMP baru.
Rencana bakal berlangsungnya proses pembelajaran, tatap muka di sekolah menurut Sultje Malamtiga orang tua siswa SD sudah sangat tepat dilaksanakan karena kondisi anak-anak rindu bersekolah.
"Evaluasi kami selama proses belajar daring, anak-anak cepat bosan. Karena itu-itu melulu (hape) yang di hadapi. Berbeda kalau di sekolah, ada banyak variasinya diberikan oleh para guru," kata Sultje.
Dia berharap, pihak sekolah dan pihak terkait agar butul-butul mempersiapkan. Seperti memastikan guru dan kepala sekolah sudah di vaksin, hingga penerapan prokes benar-benar dilakukan.
Jika fasilitas prokes belum lengkap, untuk segera di lengkapi.
Selain itu kata orang tua yang anaknya bersekolah di satu diantara SD di Kelurahan Manembo-Nembo, pihak sekolah harus mempersiapkan masker setiap kali proses belajar mengajar di gelar.
"Kalau kami setuju, selama ini belajar daring buat anak bosan. Apalagi metode hanya itu-itu saja, meberikan tugas lewat WA," tambah Isabella Ani orang tua siswa di Kelurahan Girian Indah ini.
Dia mengusulkan, kepada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan serta pihak sekolah untuk membuat jadwal pembagian kelas.
Sehingga tidak semua siswa yang datang sekaligus ke sekolah, karena berpotensi menimbulkan kerumuman.
"Kurangi proses pembelajaran di ruangan tertutup, pihak sekolah harus punya inovasi belajar di ruang terbuka kalau perlu seperti dharma wisata ke sesuatu tempat. Biar anak-anak kembali fress saat akan melakukan kegiatan belajar mengajar di sekolah," tandasnya. (*)