Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Kota Bitung Bersiap Gelar Belajar Tatap Muka di Sekolah

Rencanannya untuk proses pembelajaran tatap muka, akan digelar pada tahun ajaran yang baru tahun 2021

Penulis: Christian_Wayongkere | Editor: Charles Komaling
Tribun manado / Christian Wayongkere
Suasana ujian semester ganjil di SMPN 5 Bitung, berlangsung dengan model daring dan luring beberapa waktu lalu 

TRIBUNMANADO.CO.ID, MANADO - Pemerintah Kota Bitung melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Bitung, tengah melakukan berbagai persiapan untuk proses pembelajaran tatap muka.

Menurut Julius Ondang Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, pihaknya baru saja melakukan rapat dengan kelompok Kerja Kepala Satuan Pendidikan se kota Bitung, berlangsung di SDN 7/83 Kelurahan Girian Weru 2 Kecamatan Girian, Kota Bitung provinsi Sulut Rabu (10/3/2021) siang.

Ondang menjelaskan, ada surat keputusan bersama (SKB) 4 Menteri terkait pembelajaran tatap muka di tengah Pandemi Covid 19.

Keputusan menteri pendidikan dan kebudayaan, menteri Agama, menteri Kesehatan dan menteri Dalam Negeri Republik Indonesia, nomor 03/KB/2020, nomor 612 tahun 2020, nomor HK 01.08/Menkes/502/2020 dan nomor 119/4536/SJ.

Tentang perubahan atas keputusan bersama menteri Pendidikan dan Kebudayaan, meteri Agama, menteri Kesehatan dan Menteri Dalam Negeri nomor 01/KB/2020, nomor 516 tahun 2020, nomor HK 03.01/Menkes/363/2020, nomor 440-882 tahun 2020.

Tentang panduan penyelenggaraan pembelajaran pada tahun ajaran 2020/2021 dan tahun akademik 2020/2021 di masa pandemi coronavirus disease 2019 (Covid 19).

"Kami sudah melakukan kajian sekaligus panduan stragis pembelajaran. Rencanannya untuk proses pembelajaran tatap muka, akan digelar pada tahun ajaran yang baru tahun 2021," kata Ondang kepada wartawan Rabu (10/3/2021) sore.

Dia jelaskan rencana pelaksanaan pembelajaran tatap muka, ada skenario yang telah disiapkan oleh Dinas.

Misalnya, mengenai jumlah siswa tidak 100 persen melainkan hanya 50 persen dengan sistem double sit untuk pembelajaran.

Kemudian untuk durasi waktunya, belum mengikuti struktur kurikulum yakni 40 sampai 50 menit per mata pelajaran. Pihaknya akan mengurangi durasinya, terkait dengan menjaga waktu anak-anak berada di Sekolah.

"Lalu saat proses ini berjalan, ketika waktu istirahat hanya berada didalam kelas tidak boleh ke luar kelas," tambahnya.

Selain itu, pertimbangan kenapa nantinya di laksanakan pada tahun ajaran yang baru yaitu di bulan Juli tahun 2021, karena program vaksinasi covid 19 kepada dua ribuan lebih guru akan mendapatkan vaksin.

Dengan guru-guru sudah divaksin, akan membentuk kekebalan atau imun tubuh untuk para guru.

Termasuk, persiapan yang harus dilakukan pihak sekolah berdasarkan Dapodik (Data pokok pendidikan) harus ada daftar isian.

Berupa kesiapan sekolah dalam menyiapkan fasilitas protokol kesehatan (prokes), surat pernyataan orang tua dan MoU dengan komite sekolah untuk di lampirkan sebagai dasar melaksanakan pembelajaran tatap muka di Sekolah.

Ondang juga menguraikan terkait dengan pelaksanaan ujian tengah semester, dihimbau untuk melaksanakan secara daring (dalam jaringan), bagi sekolah yang siswanya dibawah 60 orang bisa dilakukan di sekolah.

"Dengan sistem tiap kelas 5 sampai 10 orang saja. Dan alangkah baiknya hanya kelas 6 yang melakukan ujian tengah semester di sekolah," kata dia.

Terkait dengan pelaksanaan penilaian akhir semester dan ujian sekolah nanti, pihaknya berharap sudah akan berlangsung di sekolah dengan menggunakan seluruh ruangan belajar di sekolah.

Sambil ada penyesuaian bagi guru dan anak-anak, menghadapi proses pembelajaran tatap muka di dalam sekolah.

Jumlah Sekolah
Adapun jumlah sekolah di kota Bitung untuk PAUD 97 dan kelompok belajar ada 19.

Lalu untuk SD total ada 104 sekolah dan untuk SMP di Kota Bitung ada 37 sekolah sudah termasuk SMP 19 di Kecamatan Maesa, yang merupakan SMP baru.

Rencana bakal berlangsungnya proses pembelajaran, tatap muka di sekolah menurut Sultje Malamtiga orang tua siswa SD sudah sangat tepat dilaksanakan karena kondisi anak-anak rindu bersekolah.

"Evaluasi kami selama proses belajar daring, anak-anak cepat bosan. Karena itu-itu melulu (hape) yang di hadapi. Berbeda kalau di sekolah, ada banyak variasinya diberikan oleh para guru," kata Sultje.

Dia berharap, pihak sekolah dan pihak terkait agar butul-butul mempersiapkan. Seperti memastikan guru dan kepala sekolah sudah di vaksin, hingga penerapan prokes benar-benar dilakukan.

Jika fasilitas prokes belum lengkap, untuk segera di lengkapi.

Selain itu kata orang tua yang anaknya bersekolah di satu diantara SD di Kelurahan Manembo-Nembo, pihak sekolah harus mempersiapkan masker setiap kali proses belajar mengajar di gelar.

"Kalau kami setuju, selama ini belajar daring buat anak bosan. Apalagi metode hanya itu-itu saja, meberikan tugas lewat WA," tambah Isabella Ani orang tua siswa di Kelurahan Girian Indah ini.

Dia mengusulkan, kepada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan serta pihak sekolah untuk membuat jadwal pembagian kelas.

Sehingga tidak semua siswa yang datang sekaligus ke sekolah, karena berpotensi menimbulkan kerumuman.
"Kurangi proses pembelajaran di ruangan tertutup, pihak sekolah harus punya inovasi belajar di ruang terbuka kalau perlu seperti dharma wisata ke sesuatu tempat. Biar anak-anak kembali fress saat akan melakukan kegiatan belajar mengajar di sekolah," tandasnya. (*)

Sumber: Tribun Manado
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved