Berita Ekonomi
Sulut Ekspor Ikan ke Singapura US$ 26.000, Kirim 56 Kg Sampel Isi Gula Merah dan Sereh
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sulut, Edwin Kindangen mengatakan, produk yang diekspor ke Singapura yakni ikan tuna, lobster dan bandeng.
Penulis: Ryo_Noor | Editor: Rizali Posumah
Manado, TRIBUNMANADO.CO.ID - Provinsi Sulut melebarkan sayap ekspor produk perikanan dan pertanian ke Singapura.
Negeri Singa tersebut jadi negara kedua berstatus direct call ekspor lewat penerbangan langsung dari Bandara Sam Ratulangi.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sulut, Edwin Kindangen mengatakan, produk yang diekspor ke Singapura yakni ikan tuna, lobster dan bandeng. Sesuai data dari bea cukai, volumenya mencapai 4,2 ton dengan nilai ekspor sekitar US$ 26.000.
Jika dirupiahkan dengan perkiraan kurs Rp 14.000, ekspor perdana ke Singapura ini sekitar Rp 364.000.000.
"Produk yang diekspor berasal dari Sulut dan Gorontalo," ujar dia ketika peluncuran direct call ekspor di Bandara Sam Ratulangi, Senin (8/3/2021)
Kindangen mengatakan, selain ekspor ikan, pengusaha Sulut membuka peluang untuk ekspor hasil pertanian.
"Mereka (pengusaha) kirim sampel macam-macam misalnya gula merah dan sereh," kata dia.
Sebanyak 56 kilogram sampel produk pertanian dikirim ke Singapura.
Produk ekspor ini langsung, tanpa transit diterbangkan ke Singapura dalam waktu tempuh sekitar 3,5 jam.
Kindangen mengatakan, Sulut sudah jadi hub ekspor perikanan dan pertanian Indonesia Timur.
Pada ekspor perdana ni barang dari Gorontalo dibawa ke Manado, kemudian diterbangkan ke Singapura.
Singapura menjadi negara kedua direct call ekspor ini. Sebelumnya untuk direct call ekspor ke Jepang yang sudah dirintis sejak tahun lalu, melibatkan beberapa Provinsi, yakni dari Gorontalo, Sulsel, Maluku, dan Maluku Utara.
Semua produk dikumpulkan di Sulut sebelum diekspor ke Jepang.
Setelah Jepang dan Singapura, Kindangen mengatakan, pasar incaran berikutnya Cina.
Potensi Besar