Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Berita Sulut

Gula Batu, Kenari dan Balakama dari Sulut Masuk Pasar Singapura

Ekspor langsung ke Singapura membuka peluang besar bagi pelaku usaha perikanan, pertanian dan lainnya untuk mengirimkan produknya

Penulis: Fernando_Lumowa | Editor: David_Kusuma
Tribun Manado / Fernando Lumowa
Wakil Gubernur Sulut Steven Kandouw, Dirjen Pengembangan Ekspor Nasional (PEN) Kemendag, Kasan; Kepala BKIPM, Rina bersama perwakilan  eksportir usai penyerahan Sertifikat Fitosanitari dan Sertifikat Kesehatan Ikan di VIP Pemda Bandara Sam Ratulangi Manado, Senin (08/03/2021).  

Manado, TRIBUNMANADO.CO.ID - Ekspor langsung (direct call) ke Singapura membuka peluang besar bagi pelaku usaha perikanan, pertanian dan lainnya untuk mengirimkan produknya.

Buktinya, pada pengiriman perdana Senin (08/03/2021), komoditas yang dikirim tak hanya produk perikanan yang selama ini jadi andalan.

Dari 4,2 ton komoditas yang dikirim, terdapat komoditas pertanian.

Di antaranya gula batu (gula aren).

Baca juga: Kepala Kemenag Bolmong Ucapkan Selamat HUT untuk Bupati Yasti Soepredjo Mokoagow

Baca juga: Ketua Demokrat Banten Siap Santet Moeldoko, Dukung Ketua AHY yang Ganteng

Baca juga: Sosok Orine Julie, Tentara Wanita 2 Kali Dilecehkan, Kini Dijuluki Ratu Senjata Pembasmi Pria Nakal

"Kami mengirim gula batu 50 kg. Ketika di awal rencana pembukaan direct call ada buyer (pembeli), " ujar salah satu eksportir, Flori Sumerah dari Rengas Jaya di sela pelepasan ekspor perdana

Selain gula batu, Flori turut mengirimkan sampel kenari dan Balakama (kemangi) ke negeri singa tersebut.

Baca juga: Wartawan Kotamobagu Segera Terima Vaksinasi Covid-19 

Baca juga: 4 Kali Gempa Bumi Susulan Guncang Salah Satu Wilayah Indonesia, BMKG Beri Penjelasan

"Kenari dan Balakama baru sampel. Jika memenuhi syarat, akan ada permintaan," kayanya.

Menurut Flori yang juga eksportir ke Jepang, permintaan terhadap komoditas pertanian dari Singapura tetap besar.

Pelepasan ekspor langsung perdana ke Singapura dari Bandara Internasional Sam Ratulangi Manado, Senin (08/03/2021). 
Pelepasan ekspor langsung perdana ke Singapura dari Bandara Internasional Sam Ratulangi Manado, Senin (08/03/2021).  (Tribun Manado / Fernando Lumowa)

"Karena di sana tidak ada sumber dayanya. Jadi mereka butuh dari luar," jelasnya.

Selalu eksportir, pihaknya bersyukur karena bisa ada pengiriman langsung. Alasannya, mereka bisa menghemat biaya kirim.

Baca juga: Sulut Buka Direct Call ke Singapura, Biaya Kirim Produk Perikanan Tinggal Rp 25 Ribu per Kg

Baca juga: Kenapa Koala Tidur Sambil Memeluk Batang Pohon? Bukan untuk Tidur, Tapi Ternyata Karena Hal Ini

"Efisiensi biaya hingga 40 persen. Barang cepat sampai juga," kayanya.

Terpisah, Dubes RI untuk Singapura, Suryo Pratomo mengungkapkan, pasar Singapura sangat potensial.

Meskipun jumlah penduduknya hanya 5,6 jutaan tapi tingkat konsumsinya terbesar di ASEAN.

Baca juga: Masih Ingat Pakar Telematik Roy Suryo? Mantan Menteri Ini Berharap Piala Menpora 2021 Berjalan Baik

Baca juga: Video Klarifikasi Kaesang Pangarep Beredar, Minta Putus Sejak Januari: Saat Itu Aku Dimaki-maki

"20 persen dari total konsumsi produk perikanan Singapura itu dari Indonesia. Termasuk Sulut," jelas Suryo.

Tahun 2020, kata Suryo, total belanja produk perikanan Singapura sebesar 900 juga dolar (SD) atau setara Rp 9 triliun.

Pelepasan direct call perdana ke Singapura dari Bandara Internasional Sam Ratulangi Manado, Senin (08/03/2021).
Pelepasan direct call perdana ke Singapura dari Bandara Internasional Sam Ratulangi Manado, Senin (08/03/2021). (tribunmanado.co.id/Fernando Lumowa)
Halaman
12
Sumber: Tribun Manado
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved