Internasional
Desa Ini Dihuni 3 Ribu Janda, Sebab Meninggalnya Para Suami Sangat Mengerikan
Ribuan janda yang tinggal di sebuah desa di India mengklaim,para suami menjadi korban terkaman harimau.
TRIBUNMANADO.CO.ID,NEW DELHI– Coba bayangkan, bagaimana jika anda seorang pria single, dan tinggal dengan ribuan janda.
Jelas akan sangat bahagia, banyak wanita yang bisa didekati, tanpa perlu takut ketahuan suaminya.
Sekarang, tak perlu membayangkan, karena ada di sebuah desa, hidup ribuan janda.
Mereka hidup di sebuah desa di India.
Ribuan janda yang tinggal di sebuah desa di India mengklaim,
para suami menjadi korban terkaman harimau.
Baca juga: 17 Orang Tewas Kena Serangan Udara Pertama Joe Biden di Suriah, Ini Sasarannya
Para “janda harimau” itu tinggal di South 24 Parganas, West Bengal, India, sebagaimana dilansir dari The Irish Sun, Rabu (23/2/2021).
Mereka mengaku, para suami mereka dianiaya sampai mati oleh harimau ketika berkelana ke
dalam hutan untuk menangkap ikan, kepiting, serta mengumpulkan madu.
Presiden Forum Dakshinbanga Matsyajibi, Pradip Chatterjee,
mengatakan kepada Vice News bahwa ada sekitar 3.000 wanita yang menjadi janda di desa tersebut.
Chatterjee berujar, para suami di desa tersebut tewas karena dibunuh oleh harimau.
Serangan harimau sering dilaporkan terjadi. Bahkan pada April 2020,
penduduk desa melaporkan setidaknya ada 60 serangan harimau di daerah itu.
Serangan harimau semakin meningkat ketika para pria berbondong-bondong
pulang kampung ke daerah tersebut setelah merantau ke kota-kota besar.
Baca juga: Masih Ingat Leony Trio Kwek-kwek? Dulu Feminim, Sekarang Tomboi Dan tak Mau Menikah
Chatterjee mengatakan, para pria melepaskan pekerjaan mereka
sebagai buruh di kota dan pulang kampung ke daerah itu agar bisa bekerja di dalam hutan.
Mereka tergiur karena bekerja di hutan dapat menghasilkan hingga 700 rupee (Rp 136.000) dalam sehari
dibandingkan pendapatan sebagai pekerjaan buruh yang hanya 200 rupee (Rp 39.000).
Mereka kemudian memasuki area terlarang,
menempatkan diri mereka dalam bahaya diserang oleh harimau bengal yang terancam punah.
Dan bakau di hutan merupakan habitat penting bagi harimau.
Dari 60.000 pekerja di hutan, Chatterjee mengatakan bahwa hanya
seperempat dari mereka yang memiliki izin untuk bekerja.
Oleh karena itu, orang-orang yang tidak memiliki izin bekerja dianggap
sebagai pekerja ilegal dan keluarga korban takut melapor jika ada serangan harimau yang mematikan.
"Mereka tidak meminta kompensasi karena takut akan tindakan hukum.
Mereka bahkan takut melaporkan kematian,” ujar Chatterjee.
Baca juga: Tiga Artis Ini Ternyata Keturunan Diponegoro, Dapat Kode Rahasia
Direktur Lapangan Suaka Harimau Sundarban Tapas Das
mengatakan hanya mendapat laporan sebanyak 21 kematian resmi akibat penyerangan harimau.
Dari 21 laporan tersebut, hanya empat yang memenuhi syarat untuk mendapatkan kompensasi.
Pemerintah India hanya memberikan kompensasi jika kematian terjadi di luar zona larangan masuk.
Salah satu janda, Haridasi Mandal menceritakan bahwa suaminya,
Haren (46), dibunuh oleh harimau pada 2014.
Dia mengatakan, putra tertuanya kini juga mulai bekerja di daerah yang sama.
Oleh karena itu, Haridasi sekarang hidup dengan rasa takut akan kehilangan anggota keluarga lain yang pergi ke hutan.
Janda lain, Sulata Mandal (35) bertutur bahwa suaminya, Sujit, tewas saat memancing pada April 2020.
"Anak-anak saya membuatku berjanji untuk tidak pernah pergi ke hutan lagi.
Tetapi penghasilan saya sekarang sangat sedikit dengan melakukan pekerjaan serabutan ini,” turut Sulata.
"Kecuali saya tidak menemukan pilihan lain untuk menghasilkan cukup uang untuk menjalankan rumah,
saya harus kembali ke hutan," imbuh Sulata.
Menurut pemerintah India, sekitar 40 hingga 50 orang tewas akibat serangan harimau setiap tahunnya.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kisah Desa yang Dihuni 3.000 Janda, Para Suami Tewas Diterkam Harimau"