BI Sulut
Dorong Digitalisasi Pembayaran, BI Sulut Targetkan 86 Ribu Merchant Pengguna QRIS di Sulut
Tahun ini BI Sulut menargetkan bisa menjangkau sedikitnya 86 ribu merchant pengguna QR Code Indonesian Standart (QRIS) di Sulut.
Penulis: Fernando_Lumowa | Editor: Rizali Posumah
Manado, TRIBUNMANADO.CO.ID - Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Sulut terus mendorong digitalisasi pembayaran di Bumi Nyiur Melambai.
Tahun ini BI Sulut menargetkan bisa menjangkau sedikitnya 86 ribu merchant pengguna QR Code Indonesian Standart (QRIS) di Sulut.
"Target kita tahun ini bisa bertambah sedikitnya 45 ribu merchant. Kalau di Indonesia targetnya bisa 12 juta merchant," ujar Kepala Perwakilan BI Sulut, Arbonas Hutabarat dalam peluncuran Digitalisasi Sistem Pembayaran di Pasar Segar Paal Dua, Manado, Kamis (25/02/2021).
Kepala Divisi Sistem Pembayaran dan Pengelolaan Uang Rupiah BI Sulut, Haratua Panggabean mengatakan, sampai 15 Januari 2021, terdapat 42.840 merchant pengguna QRIS di Sulut.
"Jumlah itu sekitar 15 persen dari total UMKM yang ada di Sulut sebanyak 292.122 pelaku usaha," jelas Haratua.
Sementara merchant pengguna QRIS nasional mencapai 5.781.112 unit.
Haratua mengatakan, berrdasarkan data tersebut potensi untuk pengembangan QRIS di Sulut masih sangat besar dan menjadi pasar menarik bagi PJSP.
"Ini juga menjadi potensi peningkatan transaksi digital di masyarakat, cepat, mudah, efesien, menguntungkan dan akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat," katanya.
BI sendiri mengusung strategi 3 OK dalam mendorong penggunaan QRIS.
Stragegi dimaksud yakni Optimalisasi Outcome, Optimalisasi Kinerja, Optimalisasi SDM dengan Kolaborasi, Kemitraan dan Komunikasi lintas sektor lintas instansi dengan pemerintah daerah, PJSP bank dan Non bank, serta pihak-pihak terkait lainnya.
"Kami optimis target tersebut dapat tercapai," ujar Arbonas, menambahkan.
Pada masa pandemi Covid-19, BI bersama ASPI (Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia) dan PJSP (Penyedia Jasa Sistem Pembayaran) juga mengembangkan QRIS Tanpa Tatap Muka (QRIS TTM).
QRIS telah diterapkan sebagai salah satu metode pembayaran di berbagai sektor, sehingga mendorong efisiensi perekonomian.
Manfaat yang diperoleh tidak terbatas untuk transaksi perdagangan ritel di berbagai komunitas baik di pasar tradisional maupun modern dan universitas.
QRIS juga digunakan untuk e-ticketing pariwisata, pendidikan, pesantren, transaportasi, parkir, e-retribusi Pemda, donasi sosial dan keagamaan.
Wakil Menteri Perdagangan RI, Jerry Sambuaga mengatakan, pemerintah mendukung upaya peningkatan digitalisasi sistem pembayaran yang digagas BI dan PJSP.
"Kita harus mendorong literasi pembayaran digital. Transaksi non tunai ini sangat penting di era pandemi ini," ujar Jerry.
Ia bilang, Kemendag RI dan BI sebelumnya telah menginisiasi pembayaran digital di Pasar Bersehati Manado.
"Kita bekerja sama dengan salah satu PJSP dan itu berhasil," katanya.
Jerry bilang, digitalisasi pembayaran memberi kemudahan dan kepraktisan. "Transaksinya cepat dan mudah, tidak perlu uang tunai. Uangnya langsung masuk ke rekening," kata Jerry.
Youla Tambuwun, Pedagang Kue di Pasar Segar mengatakan, harapannya menggunakan QRIS akhirnya kesampaian.
Katanya, pakai QRIS memberi kemudahan. "Sekarang tak perlu sibuk-sibuk hitung uang," ujar Youla di lapaknya. (ndo)
• Wisatawan Diharapkan Patuhi Prokes Covid-19 dan Tak Ada Kerumunan
• Polisi Tangkap 5 Orang Pemasok Senjata ke KKB Papua di Nabire
• Tak Banyak yang Tahu, Ternyata Ini Penyebab Laki-laki Tidak Menstruasi Dibandingkan Perempuan