Berita Bolmong
Data Survei Sebelum Pandemi dari BPS Menunjukan Tahun 2020 Penduduk Miskin di Bolmong Turun
“Survei ini dilaksanakan sebelum Pandemi Covid-19 pada bulan Maret tahun 2020, sehingga belum ada dampak akibat Covid-19,” kata Kepala BPS Bolmong.
Penulis: Siti Nurjanah | Editor: Rizali Posumah
Manado, TRIBUNMANADO.CO.ID - Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Bolaang Mongondow (Bolmong) mencatat jumlah penduduk miskin di tahun 2020, turun 0,23 ribu jiwa.
“Survei ini dilaksanakan sebelum Pandemi Covid-19 pada bulan Maret tahun 2020, sehingga belum ada dampak akibat Covid-19,” kata Kepala BPS Bolmong, melalui Rahmadi, SST Koordinator Fungsi Integrasi Pengolahan dan Diseminasi Statistik (IPDS).
Ia mengatakan, jika dilihat jumlah penduduk miskin sebelum Pandemi Covid-19 sebesar 18,07 ribu orang turun dari sebelumnya 18,03 ribu jiwa, berkurang 0,23 ribu jiwa atau sekitar 230 jiwa penurunan jumlah miskin di Bolmong.
“Jadi Surveinya tepat pada bulan Maret, sebab Covid-19 masuk mulai April,” ungkap Rahmadi.
Rahmadi menjelaskan, untuk persentase penduduk miskin Bolmong tahun 2019 7,47 persen dan tahun 2020 turun 7,27 persen.
Sedangkan, kata dia, penurunan angka kemiskinan diikuti dengan berubahnya garis kemiskinan yang menjadi Rp 325.727 per kapita dari sebelumnya sebesar Rp 315.400 per kapita pada Maret 2019.
Diketahui, angka jumlah Penduduk miskin Bolmong dapat diketahui akibat dampak Pandemi Covid-19, pada Maret awal tahun ini ketika BPS lakukan survei kembali. (tribunmanado.co.id/Siti Nurjanah)
• Hasil Liga Spanyol Barcelona vs Alaves, Blaugrana Pesta di Kandang, Trincao dan Messi Cetak Dua Gol
• 8 Fitur Baru WhatsApp 2021, Fitur ke-6 Bisa Bikin Pengguna WA Tempelkan ini Chatt-nya
• Cegah Penyebaran Covid-19, Kapolres Irham Halid Dukung Penerapan PPKM di Boltim
Corona Sebabkan Penduduk Miskin di Indonesia Bertambah
Sementara itu, berdasarkan data Badan Pusat Statistik ( BPS) pusat, pada Maret 2020 secara keseluruhan terjadi peningkatan jumlah penduduk miskin di Indonesia sebanyak 1,63 juta orang dibandingkan periode September 2019.
Dengan demikian, jumlah penduduk miskin RI saat ini tercatat sebanyak 26,42 juta orang.
Peningkatan jumlah penduduk miskin disebabkan oleh kebijakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) untuk mencegah penyebaran virus corona (Covid-19).
Pasalnya, aktivitas perekonomian menjadi terganggu dan memengaruhi pendapatan penduduk.
Penduduk miskin naik 1,63 juta dibanding September 2019.
Secara persentase, penduduk miskin pada Maret 2020 tercatat sebesar 9,78 persen meningkat 0,56 poin persentase terhadap September 2019 dan meningkat 0,37 poin persentase terhadap Maret 2019.
Berdasarkan hasil survei sosial demografi BPS, kelompok masyarakat lapisan bawah atau berpendapatan rendah, 70 persen mengaku mengalami penurunan pendapatan.
Sementara untuk masyarakat berpendapatan tinggi, yakni di atas Rp 7,2 juta, sebanyak 30 persen mengaku pendapatannya berkurang selama pandemi.
Pandemi Covid-19 ini menghantam seluruh lapisan masyarakat dan dampaknya terasa lebih dalam ke masyarakat lapisan bawah.
Beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya peningkatan angka kemiskinan pada periode September 2019 hingga Maret 2020.
Terjadi perlambatan pertumbuhan pengeluaran konsumsi rumah tangga pada Produk Domestik Bruto (PDB) kuartal I 2020 .
Pengeluaran konsumsi rumah tangga hanya tumbuh 2,84 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2019 yang sebesar 5,02 persen.
Selain itu, terjadi penurunan jumlah kunjungan wisman ke Indonesia Maret 2020 yang mencapai 64,11 persen dibandingkan Maret 2019.
Meskipun pemerintah secara resmi mengumumkan kasus Covid-19 pada Maret 2020, namun sektor pariwisata dan pendukungnya sudah mulai terdampak sejak bulan Februari 2020.
Selain itu, pada periode September 2019–Maret 2020, secara nasional harga eceran beberapa komoditas pokok mengalami kenaikan, antara lain beras (1,78 persen), daging ayam ras (5,53 persen), minyak goreng (7,06 persen), gula pasir (13,35 persen), dan telur ayam ras (11,10 persen).
Meski rata-rata pengeluaran per kapita pada Desil 1 periode September 2019–Maret 2020 mengalami peningkatan sebesar 1,67 persen namun peningkatannya lebih rendah dibandingkan pertumbuhan garis kemiskinan yang sebesar 3,20 persen.
Selain itu, pada Maret 2019, Susenas BPS menunjukkan penduduk hampir miskin yang bekerja di sektor informal mencapai 12,15 juta orang
Kelompok ini merupakan kelompok penduduk yang rentan terhadap kemiskinan dan paling terdampak dengan adanya pandemi Covid-19.
Peningkatan angka kemiskinan pada periode September 2019 hngga Maret 2020 ini pun sudah melampaui batas bawah skenario berat kenaikan penduduk miskin versi pemerintah. (Kompas.com)
Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com: https://money.kompas.com/read/2020/07/16/093100126/sri-mulyani--corona-sebabkan-jumlah-penduduk-miskin-per-maret-2020-naik-1-23?page=all#:~:text=JAKARTA, KOMPAS.com - Badan,sebanyak 26,42 juta orang