Sarundajang Meninggal
Sang Maestro Sulut Sinyo Harry Sarundajang Berpulang, Medy Lensun: SHS Birokrat dan Politisi Hebat
Duka menyelimuti Sulawesi Utara (Sulut). Mantan Gubernur Sulut dua periode 2005-2015 Sinyo Harry Sarundajang (SHS) berpulang.
Penulis: Siti Nurjanah | Editor: David_Kusuma
Manado, TRIBUNMANADO.CO.ID - Duka menyelimuti Sulawesi Utara (Sulut).
Mantan Gubernur Sulut dua periode 2005-2015 Sinyo Harry Sarundajang (SHS) berpulang.
SHS yang juga Duta Besar Republik Indonesia untuk Republik Filipina,
Sinyo Harry Sarundajang (SHS) meninggal dunia dalam usia 76 tahun di Jakarta, pada Sabtu (13/2/2021) pukul 00.31 WIB dini hari.
Meninggalnya sang maestro Sulut tersebut pun meninggalkan duka mendalam bagi para pemimpin dan tokoh di Sulut.
Baca juga: Pelayat Hibur Fabian Sarundajang, Jenazah SHS Tiba di Manado Senin
Baca juga: Sampaikan Dukacita Mendalam Atas Berpulangnya SHS, Wenny Lumentut: Beliau Merupakan Panutan
Baca juga: SHS Berpulang, Sekda Bolmut: Tokoh Teladan Bagi Birokrat, Pemimpin Yang Arif dan Bijaksana
SHS dikenal merupakan tokoh yang sangat baik dan low profile.
Ketua DPC PDI Perjuangan Boltim Medy Lensun pun bersaksi bahwa SHS adalah orang baik.
"SHS seorang maestro. Ia adalah birokrat dan politisi hebat yang tidak pernah nonjob dalam 50 tahun berkarir. Pemimpin di Semua sektor," ungkap Wakil Ketua DPRD Boltim.

Menurut Medy, Sulut benar-benar kehilangan tokoh Paripurna.
Medy pun bernostalgia bagaimana SHS terus memberikan semangat, saat Medy berniat mundur menjadi Wakil Bupati Boltim 2012 silam.
"Saya teringat, waktu saya mau mundur dari wabup 2012 beliau yang mendorong saya untuk tetap mengemban tugas sebagai Wabup Boltim. Saya sangat menghormati beliau," ungkap Medy.
Ia pun teringat candaan SHS saat menyematkan pim Pramuka kepadanya.
Baca juga: SHS Berpulang, Sulut Berkabung, Bendera Merah Putih Setengah Tiang hingga 19 Februari 2021
Baca juga: Prof Lucky: Sarundajang Berkeinginan Dikuburkan di Bukit Emung Kawangkoan Samping Patung Yesus
"Beliau humoris, waktu penyematan pin pramuka beliau becanda “dari terpal sto ngana pe kemeja ini Medy, saya pun tersenyum mendengar candaannya," ucapnya.
Medy merasa bukan hanya dirinya, bahkan se Sulut kehilangan sang tokoh maestro itu.
Rekam jejak Sinyo Harry Sarundajang