Sarundajang Meninggal
Rekam Jejak Sinyo Harry Sarundajang, Damaikan Perang Saudara di Maluku, Jadi Gubernur Terbaik Sulut
Karir tokoh nasional Sinyo Harry Sarundajang (SHS) yang dikabarkan telah meninggal dunia pada Sabtu (13/2/2021) dini hari.
Misalnya, Word Ocean Conference (WOC), Sail Bunaken, CTI Summit dan beberapa event skala internasional dan nasional lainnya.
Prestasi lainnya beberapa kali Pemerintah Provinsi Sulut mendapatkan penilaian Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK),
dan hingga saat ini slogan pemerintahan yang diusung yaitu, membangun tanpa korupsi belum tersandung satupun kasus.
Saat Mendamaikan Maluku dan Maluku Utara
Dikutip dari lama fkub.org, Sinyo Harry Sarundajang (SHS) menceritakan pengalamannya dalam menyelesaikan kasus kerusuhan di Maluku Utara dan Maluku.
Kinerjanya di Maluku Utara dan Maluku bukan tanpa hambatan.
Kehadirannya justru diawali oleh tantangan yang bisa mangancam nyawanya.
Apalagi, Sarundajang adalah seorang Kristen yang harus berperan sebagai mediator di kelompok garis keras Kristen dan Muslim.
Saat itu SHS diperintah oleh Megawati Soekarnoputri yang pada saat itu menjabat sebagai wakil presiden, untuk menyelesaikan kasus di Maluku Utara dan Maluku.
Daerah tersebut sudah empat setengah tahun konflik, sudah tujuh Panglima TNI dan empat Kapolda tapi belum bisa menyelesaikan kerusuhan di dua Maluku tersebut.
Akhirnya SHS berangkat ke daerah konflik tersebut dan bisa menyelesaikannya dalam waktu 11 bulan.
Menurut SHS konflik di Maluku Ambon lebih rumit, karena di Ambon selain ada konflik antar dua agama Islam dan Kristen, di Ambon juga ada RMS.
Namun SHS mampu mengatasi masalah yang rumit itu dengan tetap menyesuaikan budaya dan kearifan lokal masyarakat.
Ketika bertugas di daerah konflik seperti Maluku dan Maluku Utara, SHS berusaha untuk menyelesaikan konflik dengan melihat akar permasalahan yang sesungguhnya.
Akhirnya kasus di Maluku dan Maluku Utara bisa selesai dan sehingga sampai sekarang Maluku dan Maluku Utara bisa aman.