Berita Seleb
Masih Ingat Surya Sahetapy, Anak Dewi Yull yang Tuli Sejak Lahir? Sosok Ganteng dan Banyak Prestasi
Surya Sahetapy menjadi salah satu insan tuli yang mengembangkan dirinya hingga berkuliah di Amerika Serikat demi membangun Indonesia menuju inklusif
Alih-alih menghindar, ia malah mengambil jurusan pendidikan bahasa Inggris sewaktu sempat berkuliah di Universitas Sampoerna, Jakarta Selatan.
Meski orang sekitar meragukan pilihannya, Surya tetap nekat karena ia ingin ke luar negeri dan akan menyulitkan bila tidak bisa bahasa Inggris.
Surya Sahetapy, Anak Dewi Yull (Instagram/dewiyullofficial/suryasahetapy)
Seiring berjalannya waktu, Surya pun pernah tidak diterima oleh salah satu universitas yang ada di Inggris, tetapi ia tidak menyerah dan mencoba lagi.
Hingga akhirnya ia berhasil untuk bersekolah di Rochester Institute of Technology (RIT), National Technical Institute for the Deaf, Amerika Serikat dan mendapatkan gelar diploma (D3) pada 2019 jurusan Kebijakan Publik dengan predikat cum laude.
Ia pun melanjutkan pendidikannya untuk meraih sarjana (S1) di RIT demi bisa kembali untuk membangun Indonesia.
“Dan aku sangat berharap nantinya ketika aku pulang ke Indonesia, aku bisa bawa pulang banyak hal terkait sistem pekerjaan yang ada di sini sama seperti atau di sini (Indonesia) bisa lebih maju,” harap Surya.
Pantik motivasi untuk berkembang
Terkait menemukan motivasi, Surya terpantik seusai bertemu dengan 2 atau 3 teman Tuli lainnya yang lebih dewasa darinya dan mereka tidak bisa membaca.
“Lalu aku merasa seperti ‘Aduh malas sekali ya’ dan aku berpikir aku harus berusaha dan harus mendukung bagaimana caranya. Seandainya aku mau mendukung teman-teman Tuli, aku juga harus mengembangkan diriku sendiri,” ujarnya lewat aplikasi Zoom.
Maka dari itu, ia termotivasi untuk mengembangkan dirinya sendiri.
Surya Sahetapy (Istimewa)
Dengan tambahan tekad ingin hidup secara mandiri, ia pun berusaha untuk mencari lingkungan yang positif dan mendukung seperti bertemu dengan teman-teman Tuli lain, profesional dalam bidang tertentu, serta orang lain.
Akan tetapi, ia juga menyadari, tidak mudah mencari tempat dan lingkungan yang positif untuk mendukung penyandang disabilitas.
“Kalau seandainya tidak ada motivasi dari orang lain, kita dari pribadi kita harus memotivasi diri kita sendiri,” tuturnya.