Penanganan Covid
Kebijakan Zonasi Bakal Pukul Dunia Usaha, Pengusaha: Sukar bagi Saya Membayangkan Kesulitan di Depan
Usaha yang napasnya sudah satu -satu oleh aturan pembatasan operasional tempat usaha hingga pukul delapan, bakal tewas di tangan sistem zonasi ini.
Penulis: Arthur_Rompis | Editor: Rizali Posumah
Manado, tribunmanado.co.id - Pemberlakuan zonasi per kecamatan untuk memutus mata rantai penyebaran Covid 19 di Manado pekan depan dikhawatirkan bakal kian menyulitkan dunia usaha.
Usaha yang napasnya sudah satu -satu oleh aturan pembatasan operasional tempat usaha hingga pukul delapan, bakal tewas di tangan sistem zonasi ini.
"Sukar bagi saya untuk membayangkan kesulitan di depan," kata Sofian, salah satu pemilik usaha di Mega Mas Manado kepada Tribun Kamis (11/2/2021) malam.
Sofian yang membuka usaha kuliner mengaku buntung sejak pembatasan jam delapan malam. Omzetnya berkurang hingga 70 persen.
"Biasanya kami panen pengunjung di atas jam 7 malam. Tapi kini usaha harus tutup pukul 8 malam," kata dia.
Dengan terpaksa, ia merumahkan beberapa karyawan. Karyawan yang ada terpaksa potong gaji.
Bril pemilik usaha cafe di Mapanget mengaku kebijakan itu tak adil.
Selama ini cafenya memakai protokol kesehatan ketat.
"Mustinya kalau sudah pakai protokol ketat ya tidak apa apa," kata dia.
Pengamat ekonomi Robert Winerungan menilai pemberlakuan zonasi lebih banyak mudarat dari manfaatnya.
Covid tak akan hilang sementara ekonomi jatuh.
"Pengalaman di Jakarta PSBB sudah berlangsung beberapa kali namun Covid tetap tinggi," kata dia.
Sebut dia, tahun ini mustinya berlangsung pemulihan. Ekonomi diberi stimulus agar bangkit. Era PSBB sudah berlalu.
"Tapi ini malah mau bikin lagi di saat momen pemulihan ekonomi," ujarnya.
Ia menuturkan beban ekonomi usaha sudah sangat berat.