News
INI Jumlah Driver Online Yang Masuk Sasaran Vaksinasi Tahap Kedua, Info Kemenkes, Ini Jadwalnya
Driver online masuk dalam daftar vaksinasi yang akan dilaksanakan Kementerian Kesehatan pada tahap dua. Jumlahnya ada 1,25 juta. Cek jadwalnya.
TRIBUNMANADO.CO.ID - Pemerintah dalam hal ini Kementerian Kesehatan menargetkan ada 18,5 juta orang sasaran vaksinasi tahap kedua.
Pada tahap kedua vaksinasi ini, Kementerian Kesehatan mendata jumlah petugas pelayanan publik.
Dan terdata dari jumlah target 18,5 juta orang sasaran vaksinasi tahap kedua, 1,25 juta di antaranya adalah driver online.
• Peringatan Dini Cuaca Ekstrem Rabu 10 Februari 2021, Berikut Daerah Potensi Hujan Lebat, Info BMKG
• Cuaca Jabodetabek Rabu 10 Februari 2021, Cek Wilayah Yang Potensi Hujan Lebat, Data BMKG

Info terbaru ini diungkap oleh dr. Siti Nadia Tarmizi, M.Epid.
Dia adalah Jubir vaksinasi Covid-19 dari Kemenkes.
Hal itu dr. Siti Nadia Tarmizi, M.Epid sampaikan pada kegiatan virtual "Sosialisasi Vaksinasi Covid-19 hari ini Selasa (9/2/2021).

Untuk pelaksanaan vaksinasi tahap kedua sudah dijadwalkan akan berlangsung pada Maret 2021.
"Tokoh agama, driver online, pelayanan publik lainnya (petugas pariwisata, hotel, restoran, atlet).
Kemudian pimpinan dan anggota kementerian dan lembaga," ungkap Nadia.
"Lalu TNI-polri, anggota DPR RI, DPRD, BUMN, BUMD, kepala desa, BPJS. Ini ada adalahmerupakan pendataan yang saat ini kita lakukan untuk menyiapkan proses vaksinasi kepada pelayanan publik,"
Dalam paparan Nadia, per 31 Januari 2021 terdapat 15,1 pelayan publik telah terdata untuk vaksinasi tahap kedua.
Tertulis ada sekitar 1.251.866 driver online yang turut menerima vaksinasi Covid-19 tahap kedua.
Pemerintah tengah merampungkan vaksinasi tahap pertama untuk tenaga kesehatan dan SDM mendukung kesehatan.
Ditargetkan 1,5 juta nakes akan selesai divaksinasi pada akhir Februari ini. (*)
Indonesia membutuhkan 80 ribu tracer
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan Indonesia membutuhkan 80 ribu tracer guna melakukan tracing kepada penduduk yang berkontak erat dengan pasien positif Covid-19.
Saat ini, Indonesia hanya memiliki sekitar 5 ribu tracer.

Berdasarkan ketentuan WHO harus ada 30 tracer per 100 ribu penduduk.
Budi pun mengatakan pihaknya akan bekerjasama dengan TNI-Polri untuk melibatkan Babinsa dan Babinkamtibmas sebagai tracer.
"Sekarang (kita) masih punya 5 ribuan plus rekrut. Karena mesti cepat kita cari cara paling cepat rekrut orang-orang yang kenal daerahnya dan bisa cepat disiplin dia jalan," ujar Budi, dalam rapat kerja dengan Komisi IX DPR RI, Selasa (9/2/2021).
"Oleh karena itu terima kasih tadi ada masukan salah satu dari bapak anggota Dewan, kita kontak dengan Babinsa dan Bhabinkamtibmas, karena masing-masing mereka punya sekitar 60 ribu sampai 80 ribu anggota hampir di seluruh desa," tambahnya.
Budi mengatakan pihaknya sudah melakukan rapat dengan Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, Selasa (9/2/2021) pagi.
Berdasarkan hasil rapat, seluruh Babinsa dan Babinkamtibnas bakal dilatih mengenai penanganan tracing guna membantu proses testing di lapangan.
"Tadi pagi jam 08.00 ada rapat gabungan dengan Panglima TNI mulai besok akan dilatih puskesmas, puskesmas tetap komando surveilans dan ada petugas, untuk berkoordinasi dengan babinsa dan babinkamtibmas diajari tracing," kata dia.
"Mereka diajari bagaimana melakukan tracing, begitu ada kontak erat kita kasih target mereka bisa nggak 15-30 orang dalam 2 minggu sebelumnya di terindentifikasi dalam 72 jam di-trace. Begitu sudah dapat orang-orang ini harus segera dites, tesnya harus dengan tes antigen supaya cepat, itu akan kita distribusikan ke puskesmas," ujar Budi. (*)
Subscribe YouTube Channel Tribun Manado:
Artikel ini telah tayang di:
Tribunnews.com