Gejolak di Partai Demokrat
Andi Mallarangeng Sarankan Moeldoko Sungkem ke SBY Jika Ingin Didukung Jadi Capres 2024
Informasi yang diperoleh Andi, Moeldoko ingin menunggangi Demokrat untuk melancarkan aksinya menjadi bakal calon presiden di Pilpres 2024
"Lalu terjadi pergolakan dan dia mau masuk ke situ, ini kan mekanisme orde baru dulu."
"Apakah kita mau kembali ke era seperti itu?" ungkap Andi.
Andi Mallarangeng Benarkan Isu Kudeta oleh Moeldoko

Sebelumnya diketahui, Andi Mallarangeng membenarkan soal isu pengambilalihan kekuasaan atau kudeta di tubuh Demokrat.
Ia pun menyinggung Kepala Staf Kepresidenan Indonesia Moeldoko menjadi 'dalang' di balik isu kudeta itu.
Namun, upaya yang dilakukan oleh Moeldoko tak berhasil lantaran beberapa kader partai yang ditemui mengadu kepada Ketua Umum Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
• Penemuan Bayi yang Dibuang Orang Tuanya di Provinsi Sulawesi Utara Kembali Terulang
• Seperti Ini Sosok Prof Firmanzah, Guru Besar UI Termuda yang Meninggal
Andi menyebut, beberapa kader yang ditemui oleh mantan Panglima TNI itu awalnya dijanjikan penyaluran bantuan bencana.
"Delapan orang datang ke DPP lapor kepada Ketum. Ketum semalam kami habis ditemui Pak Moeldoko di sebuah hotel di Kuningan. Katanya kita mau dikasih penyaluran bantuan bencana."
"Tapi sampai di Jakarta kemudian yang dibicarakan urusan Kongres Luar Biasa (KLB) Demokrat, yang intinya, Pak Moeldoko siap menjadi Ketum Demokrat."
"Dan sudah mempersiapkan untuk merebut 360 DPC dan DPD lalu kemudian masing-masing dijanjikan uang," ujar Andi, dikutip dari akun Youtube Radio Smart FM, Sabtu (6/2/2021).
Kemudian, pengaduan para kader itu langsung dibuatkan berita acara oleh AHY.
"Tapi kemudian ketahuan, karena pulangnya langsung menghubungi Ketum dan semua kesaksian mereka diberita acarakan."
• Masih Ingat Kasus Suami Bunuh Istri di Demak? Ternyata Pelaku Sempat Ngopi Usai Membunuh
• Apes, Usai Batal Nikah Ayu Ting Ting Terjaring Razia Petugas
"Tidak ada angin tidak ada hujan, yang begini tidak bisa ya dibiarkan," kata Andi.
Andi menuturkan, aksi yang dilakukan oleh Moeldoko tidak bisa dibiarkan.
Terlebih, praktik-praktik tersebut seperti peninggalan politik masa lalu yang telah dikubur dalam-dalam.