Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Banjir Merah Pekalongan

Ternyata Ini Penyebab Fenomena Banjir Merah di Pekalongan

Fenomena banjir merah mirip seperti darah terjadi di Kota Pekalongan, Provinsi Jawa Tengah

Editor: Erlina Langi
KOMPAS.COM
Air banjir yang berwarna merah di Kelurahan Jenggot Kota Pekalongan Jawa Tengah.(Kompas.com/Ari Himawan) 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Warga di Kota Pekalongan, Provinsi Jawa Tengah sempat digegerkan dengan fenomena yang menyeramkan. 

Pasalnya hujan deras yang terjadi sejak Jumat (5/2/2021) malam hingga Sabtu (6/2/2021) dinihari menyebabkan banjir dibeberapa kelurahan.

Namun banjir yang terjadi bukan banjir biasa melainkan fenomena banjir merah mirip seperti darah. Banjir tersebut kemudian menjadi viral dan dihubung-hubungkan dengan fenomena mistis.

Menanggapi hal tersebut, warga pun langsung memberikan klarifikasi fenomena banjir merah tersebut.

Dikutip dari kompas.com Menurut sejumlah warga, banjir merah itu terjadi karena diduga ada seseorang yang membuang obat batik secara sembarangan

"Biasanya tidak pernah terjadi air banjir warnanya merah. Kayaknya ini karena obat batik yang jatuh ke air banjir," kata Furqon, salah satu warga setempat.

Warga mengamati rumahnya yang tergenang banjir berwarna merah di Jenggot, Pekalongan, Jawa Tengah, Sabtu (6/2/2021). Menurut warga setempat, air banjir berwarna merah itu disebabkan oleh pencemaran limbah pewarna batik berwarna merah karena di lokasi tersebut terdapat ratusan pelaku usaha batik.
Warga mengamati rumahnya yang tergenang banjir berwarna merah di Jenggot, Pekalongan, Jawa Tengah, Sabtu (6/2/2021). Menurut warga setempat, air banjir berwarna merah itu disebabkan oleh pencemaran limbah pewarna batik berwarna merah karena di lokasi tersebut terdapat ratusan pelaku usaha batik. (KOMPAS.COM)

Sementara itu, menurut Khodori (32) warga Kelurahan Pasirkratonkramat mengatakan, banjir datang pada Kamis (4/2/2021). Lalu banjir tak kunjung surut karena hujan deras membuat Sungai Loji meluap dan akhirnya merendam rumah warga.

"Warga sudah menyedot air banjir dengan pompa tapi airnya kembali lagi. Kalau dihitung banjir sudah tiga kali terjadi. Rata-rata karena meluapnya sungai saat hujan deras turun lebih dari empat jam," kata Khodori saat ditemui, Kamis.

Masih Ingat Kasus Suami Bunuh Istri di Demak? Ternyata Pelaku Sempat Ngopi Usai Membunuh

Masih Ingat Ikke Nurjanah? Kini Menikah Lagi Setelah 14 Tahun Menjanda Ini Sosok Pendampingnya

Cari oknum warga

Terkait dugaan ada warga yang membuang obat batik, Lurah Jenggot Taibin mengaku masih mencari sumber informasi tersebut.

Namun dirinya mengakui telah mendapat informasi jika ada warga yang sengaja membuang bahan pewarna batik. "Saya dapat info itu obat sisa yang dibuang. Saya sedang cari informasi siapa pelakunya," ungkap Tabiin.

Sebagai informasi, menurut Taibin, akhir-akhir ini tak ada aktivitas produksi batik di wilayahnya. "Ada yang sengaja membuang obat batik, jadi itu bukan limbah batik. Karena sejak kemarin wilayah Jenggot dan sekitarnya tidak ada aktivitas produksi jadi tidak ada limbah Apalagi hari ini hujan sejak malam," tuturnya.

Pengendara motor melintas di jalan perkampungan yang tergenang banjir berwarna merah di Jenggot, Pekalongan, Jawa Tengah, Sabtu (6/2/2021). Menurut warga setempat, air banjir berwarna merah itu disebabkan oleh pencemaran limbah pewarna batik berwarna merah karena di lokasi tersebut terdapat ratusan pelaku usaha batik
Pengendara motor melintas di jalan perkampungan yang tergenang banjir berwarna merah di Jenggot, Pekalongan, Jawa Tengah, Sabtu (6/2/2021). Menurut warga setempat, air banjir berwarna merah itu disebabkan oleh pencemaran limbah pewarna batik berwarna merah karena di lokasi tersebut terdapat ratusan pelaku usaha batik (KOMPAS.COM)

Lokasi Pengungsian

Prediksi Susunan Pemain Juventus vs AS Roma di Liga Italia Minggu (7/2/2021)

Ini Statistik Pertemuan Juventus vs AS Roma, Siapa Lebih Unggul?

Kepala Seksi Pencegahan dan Kesiapsiagaan Bencana Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Pekalongan Dimas Arga Yudha di Pekalongan, Sabtu, mengatakan, pihaknya telah menyiapkan sejumlah titik lokasi pengungsian. Beberapa di antaranya adalah aula Kelurahan Pasirkratonkramat, aula Kelurahan Degayu 39 orang, dan TPQ Al-Hikmah Dekoro.

"Saat ini, kami terus melakukan kesiapsiagaan bencana mengingat berdasarkan informasi BMKG disebutkan curah hujan dengan intensitas tinggi dipredikasi masih terjadi," katanya. Dari data yang diperoleh, setidaknya 20 kelurahan terdampak banjir tersebut.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Sederet Cerita Warga Pekalongan Saat Terendam Banjir Berwarna Merah

https://regional.kompas.com/read/2021/02/06/16190001/sederet-cerita-warga-pekalongan-saat-terendam-banjir-berwarna-merah?page=all#page3

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved