Berita Seleb
Masih Ingat Adjie Notonegoro? Desainer Kondang Ini Dulu Dipenjara, Kini Bicara Surga dan Neraka
Ia Pernah mendekam di dalam jeruji besi, melihat itu sebagai takdir dan justru membawanya pada jalan kebaikan
Sebelumnya, Adji Notonegoro mengungkapkan sudah merasakan surga dan neraka dunia.
Kemudian, Adji Notonegoro mengisahkan prosesnya diselamatkan oleh Tuhan dan hidupnya berubah menjadi lebih baik.
Adjie Notonegoro: Kesombongan Awal Kehancuran
Di usia yang sudah menginjak 60 tahun, desainer Adjie Notonegoro sudah banyak makan asam garam kehidupan.
Adjie Notonegoro pernah merasakan ada di balik jeruji penjara selama 3,5 bulan karena kasus penggelapan.
Pernah ada di puncak popularitas dan pernah juga merasakan kejatuhan, Adjie Notonegoro mengatakan perjalanan hidupnya itu membawa banyak pelajaran.
Bagi Adjie, tidak ada yang bisa disombongkan oleh manusia hingga meninggal dunia.
Menurut Adjie Notonegoro, manusia tetap perlu bantuan orang lain.
Adjie Notonegoro saat jalani sidang (Tribunnews)
"Dalam diri manusia tidak ada yang disombongkan, karena kita lahir masih minta tolong sama orang lain, kita punya nama kita dikasih sama orang lain.
Kita mandi pertama kali dimandiin sama orang lain, kita mandi terakhir dimandiin orang lain," tutur Adjie Notonegoro.
Dikutip dari vlog Melaney Ricardo, Selasa (6/10/2020), Adjie Notonegoro kemudian mengatakan sudah seharusnya manusia tidak boleh bersikap sombong.
Manusia harus hidup dengan penuh rasa syukur dan selalu tersenyum. Baginya, senyum adalah ibadah.
"Jangan pernah menjadi orang sombong, karena kesombongan awal dari kehancuran," ujar paman dari desainer Ivan Gunawan itu.
Tak lupa, Adjie Notonegoro mengingatkan bahwa Tuhan itu baik sehingga manusia seharusnya bersyukur selalu.
"Jadi untuk kita, hiduplah selalu bersama Tuhan dan kita berucap syukur kepada Tuhan atas kebaikan-kebaikan-Nya dalam kehidupan kita," ujar Adjie Notonegoro.
Tonton videonya:
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Pernah Dipenjara, Adjie Notonegoro: Itu untuk Menuju Jalan Kebaikan" dan "Adjie Notonegoro: Kesombongan Awal Kehancuran"