Sriwijaya Air SJ 182
Hadapi Cuaca Buruk, Pesawat Sriwijaya Air SJ 182 Sempat Minta Ganti Arah
Rupanya pesawat Sriwijaya Air SJ 182 sempat meminta berganti arah karena menghadapi cuaca buruk.
TRIBUNMANADO.CO.ID, JAKARTA - Rupanya sebelum jatuh, pilot pesawat Sriwijaya Air SJ 182 sempat meminta berganti arah.
Hal ini dijelaskan oleh Ketua Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Soerjanto Tjahjono, Kamis (4/2/2021).
Ia mengatakan, menurut analisa setelah lepas landas pesawat SJ 182 meminta mengganti arah untuk menghindari cuaca buruk
"Kemudian di jalur pesawat SJ 182 juga ada dua pesawat dengan tujuan yang sama yaitu pesawat milik AirAsia yang lepas landas terlebih dahulu, kemudian ada satu pesawat lagi di belakangnya," ucap Soerjanto di Jakarta, Kamis (4/2/2021).
Ia juga mengatakan, bahwa pesawat SJ juga melakukan konfigurasi ulang terkait ketinggian pesawat dan pemandu lalu lintas memberikan opsi ketinggian 11 ribu kaki.
"Tetapi saat terbang, berbelok ke kiri perlahan hingga akhirnya menukik tajam dan membentur permukaan laut. Hal ini lah yang sedang kami teliti apa penyebabnya," kata Soerjanto.
Terkait hal tersebut, Soerjanto menyebutkan, pihaknya akan meneliti sistem pengontrol pengaturan daya dari mesin pesawat atau autothrottel agar bisa mengetahui lebih lanjut atas jatuhnya pesawat tersebut.
"Saat ini kami belum memberikan kesimpulan atau hasil analisa, tapi kami akan menunggu hasil dari Cockpit Voice Recorder (CVR) dan beberapa komponen yang kami kirim ke Amerika Serikat serta Inggris," kata Soerjanto.
• Ada Kemungkinan Diperiksa, Eks Sekretaris FPI Dikabarkan Hadiri Baiat dengan Jaringan Teroris
• Vaksin Covid-19 Bagi Nakes Terus Berjalan, Ini Beberapa Keluhan yang Terasa Pasca Vaksinasi
Soerjanto juga menegaskan, bahwa pesawat Sriwijaya Air SJ182 tidak meledak sebelum jatuh ke air.
Jadi terkait asumsi pesawat pecah di atas udara itu tidak benar.
Menurutnya, ada beberapa alasan pesawat SJ 182 tidak meledak sebelum menyentuh permukaan laut.
Pertama, berdasarkan data tim SAR gabungan, puing pesawat tersebar di wilayah sebesar 80 meter dan panjang 110 meter pada keadalaman 16 sampai 23 meter.
Tak Pecah di Udara, KNKT Katakan Pesawat Sriwijaya Air Utuh Sampai Membentur Air
Komisi Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) mengungkapkan bahwa pesawat Sriwijaya Air penerbangan SJ 182 tidak pecah di udara.
Hal ini diungkapkan oleh Ketua KNKT Soerjanto Tjahjono pada Rabu (3/2/2021).
"Jadi ada yang mengatakan bahwa pesawat pecah di atas udara itu tidak benar. Jadi pesawat secara utuh sampai membentur air, tidak ada pecah di udara," kata Soerjanto dalam rapat kerja dengan Komisi V DPR.
Soerjanto juga menjelaskan beberapa alasan yang mendasari hal tersebut.
Pertama, berdasarkan data tim SAR gabungan, puing pesawat tersebar di wilayah sebesar 80 meter dan panjang 110 meter pada keadalaman 16 sampai 23 meter.
Puing-puing yang ditemukan itu pun mewakili seluruh bagian pesawat dari depan hingga ke belakang, misalnya instrumen dari ruang kemudi, beberapa bagian roda pendarat utama, bagian dari sayap, bagian dari mesin, bagian dari kabin penumpang, dan bagian dari ekor.
"Luas sebaran yang ditemukan pesawat dari depan sampai belakang konsisten dengan bukti bahwa pesawat tidak mengalami ledakan sebelum membentur air," kata Soerjanto.
Ia melanjutkan, temuan pada turbin pesawat juga menunjukkan konsistensi bahwa mesin masih dalam keadaan hidup sebelum membentur permukaan air.
"Ini diindikasikan bahwa turbin-turbinnnya rontok semua, itu menandakan bahwa ketika mengalami impact dengan air mesin itu masih berputar," kata dia.
• Pancing Emosi China, Kapal Perang AS Berlayar di Laut China Selatan
• Dendam dan Memiliki Hubungan Gelap, Seorang Guru Mengaji di Bekasi Tega Membunuh
Soerjanto menambahkan, temuan awal data automatic dependent surveillance broadcast (ADS-B) juga masih merekam data pesawat saat berada di ketinggian 250 kaki dari permukaan laut.
"Hal ini mengindikasikan bahwa sistem pesawat masih berfungsi dan mampu mengirim data. Kondisi tersebut menunjukkan bahwa mesin masih dalam kondisi hidup atau menyala sampai sebelum pesawat membentur air," kata Soerjanto.
Kendati demikian, Soerjanto menekankan, KNKT masih terus berupaya menginvestigasi penyebab kecelakaan pesawat tersebut.
Salah satunya dengan mengolah data dari black box flight data recorder serta terus mencari black box berisi cockpit voice recorder.
Pesawat Sriwijaya Air penerbangan SJ 182 rute Jakarta-Pontianak jatuh di antara Pulau Laki dan Pulau Lancang, Kepulauan Seribu, Sabtu (9/1/2021).
Pesawat itu mengangkut 62 orang yang terdiri dari enam kru aktif, 46 penumpang dewasa, tujuh anak-anak, dan tiga bayi.(*)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul KNKT: Pesawat SJ 182 Tidak Meledak Sebelum Menyentuh Permukaan Laut.
			:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/manado/foto/bank/originals/personel-bakamla-66667.jpg)