Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Regional

Akibat Wabah ASF, Populasi Babi di Bali Turun hingga 42,31 Persen

Populasi babi di Bali pada tahun 2020 diketahui menurun sebanyak 42,31 persen dibanding tahun 2019. Hal ini disebabkan karena adanya wabah ASF.

Editor: Isvara Savitri
(pixabay.com)
Ilustrasi Babi(pixabay.com) 

Jadi ya tidak banyak yang bisa kita lakukan selain menunggu proses ini secara alami. Karena kan tidak bisa di-cloning atau apa," tuturnya.

Sejauh ini Bali belum mengambil keputusan untuk mengambil bibit babi dari daerah luar karena alasan kesehatan.

Ada beberapa penyakit yang ada di daerah luar namun tidak ada di Bali.

Jika babi di Bali sudah terjangkit suatu penyakit maka akan sangat sulit untuk dibersihkan.

"Jadi memasukkan dari luar Bali iya harus betul-betul selektif. Jangan sampai ini membawa penyakit lagi malah menjadi masalah buat kita.

Jadi kalau ada pemasukan babi dari luar, tentu akan dikaji dari daerah mana.

Artinya kemungkinan itu ada asalkan akan dikaji dari teman-teman di bidang keswan dari daerah mana yang diizinkan," terangnya.

Selama ini, bahkan dalam kondisi normal, memang belum ada babi dari luar daerah yang didatangkan ke Pulau Dewata.

Namun babi Bali sendiri telah dipasarkan ke sejumlah daerah, seperti Jakarta dan Surabaya.

Namun pemasaran ini lebih banyak pada babi potong.(*)

Artikel ini telah tayang di tribun-bali.com dengan judul Populasi Babi di Bali Turun hingga 42 Persen, Harga Bibit dan Daging Jadi Naik.

Sumber: Tribun Bali
Halaman 3/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved