Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Berita Heboh

Kemenkes Minta Masyarakat Waspada Virus Nipah, Gejala Bervariasi hingga Radang Otak

Virus Nipah harus diwaspadai dengan serius karena memiliki gejala klinis yang bervariasi.

Editor: Alexander Pattyranie
TRIBUNMANADO/FIONALOIS WATANIA
Ilustrasi Kelelawar 

Asal Muasal

Di saat konsentrasi masyarakat dunia sedang fokus mengatasi pandemi Covid-19 melalui

program vaksinasi, kini muncul ancaman baru yang datang dari virus Nipah.

Para ilmuwan sekarang terus melakukan penelitian terhadap virus yang belum ditemukan vaksinnya tersebut.

Penelitian dilakukan demi mencegah munculnya pandemi lagi di seluruh dunia.

Salah seorang ilmuwan yang ditugaskan meneliti virus Nipah adalah Supaporn Wacharapluesadee.

Supaporn adalah warga negara Thailand yang pada awal pandemi Covid-19 terjadi ditugaskan pemerintah negara gajah putih itu untuk melakukan penelitian terhadap para penumpang pesawat terbang yang baru saja tiba dari Wuhan, China.

Ia memimpin Thai Red Cross Emerging Infectious Disease-Health Science Centre, lembaga penelitian yang meneliti penyakit-penyakit infeksi baru (emerging), di Bangkok.

Selama 10 tahun terakhir, ia menjadi bagian dari Predict, ikhtiar global untuk mendeteksi dan menghentikan penyakit yang dapat melompat dari hewan ke manusia.

Ketika mendeteksi Covid-19, Supaporn dan timnya mendapati bahwa selain merupakan virus baru yang tidak berasal dari manusia virus tersebut berkerabat dekat dengan jenis virus corona yang telah ditemukan pada kelelawar.

Sepanjang kariernya, Supaporn dan para kolega telah meneliti ribuan sampel kelelawar dan menemukan banyak virus baru.

Sebagian besarnya adalah virus corona, tapi juga ada banyak penyakit mematikan lain yang dapat menular ke manusia.

Termasuk virus Nipah yang diduga dibawa oleh sejenis kelelawar pemakan buah.

"Ini sangat mengkhawatirkan karena belum ada obatnya dan tingkat kematian yang disebabkan virus ini tinggi," kata dia, Rabu 27 Januari 2021 seperti dikutip dari BBC.

Supaporn dan tim menemukan, tingkat kematian virus Nipah berkisar antara 40 hingga 75 persen, tergantung lokasi terjadinya wabah.

Halaman
1234
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved