Penanganan Covid
Satgas Covid Sebut Keliru soal Herd Immunity Terbentuk Jika Membiarkan Orang Terkena Covid-19
Belakangan heboh soal Herd Immunity Terbentuk jika Membiarkan Orang Terkena Covid-19.
TRIBUNMANADO.CO.ID, JAKARTA - Pandemi virus corona/Covid-19 masih terus meningkat di tanah air.
Belakangan heboh soal Herd Immunity Terbentuk jika Membiarkan Orang Terkena Covid-19.
Namun, Satgas Covid Sebut Keliru soal spekulasi itu.
BERITA TERPOPULER :
• Usai Digelari NU Cabang Nasrani, Kapolri Instruksikan Semua Pimpinan Polri di Daerah Temui Kiai NU
• SINOPSIS Ikatan Cinta Hari Ini Jumat 29 Januari 2021: Tak Jadi Rujuk, Andin dan Al Terancam Bercerai
• Sosok Bupati Cantik Tetty Paruntu, Kakak Michaela, Selalu Tampil Modis, Jadi Kolektor Tas Branded
TONTON JUGA :
Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito angkat suara soal anggapan
masyarakat perihal herd immunity.
Di mana herd immunity terbentuk dengan membiarkan orang terkena covid-19 sembuh sendiri.
Menurutnya, anggapan itu keliru.
"Membiarkan orang sakit menjadi kebal dengan sendirinya, adalah keliru."
"Hal ini telah ditegaskan WHO ( World Health Organization) sejak Oktober 2020," jelas Wiku,
dikutip dari covid.go.id, Kamis (28/1/2021).
Herd Immunity, menurut WHO, yakni konsep yang digunakan untuk pelaksanaan program
vaksinasi ketika masyarakat di suatu daerah tertentu.
Sehingga dapat terlindungi ketika sebagian besar populasinya telah divaksin.
Wiku menegaskan, herd immunity dapat terbentuk dengan melindungi populasi manusia dari virus itu.
"Perlu ditegaskan, bahwa kekebalan komunitas dapat terbentuk dengan melindungi populasi dari virus."
"Bukan dengan sengaja membiarkannya," tegas Wiku.

Pasalnya, dalam mencapai herd immunity, ada beberapa faktor yang berperan.
Yakni, tingkat penularan penyakit, efektifitas vaksin, kecepatan dalam mencapai ambang batas
cakupan populasi yang harus divaksinasi dan lama imunitas bertahan.
Wiku menjelaskan, herd immunity dapat terbentuk jika 60-70 persen dari total populasi manusia
di wilayah melakukan vaksinasi.
"Ambang batas orang yang harus tervaksinasi untuk mencapai kekebalan komunitas."
"Berada di rentang 60 - 70 persen dari total populasi di suatu wilayah," terang Wiku, dikutip
dari covid.go.id, Kamis (28/1/2021).
Ia juga menekankan masyarakat untuk tak ragu ikut vaksinasi Covid-19.
"Saya bersama presiden dan beberapa penerima vaksin perdana, telah menyelesaikan proses
vaksinasi tanpa efek samping berati apapun hingga detik ini."
"Oleh karena itu saya tekankan, untuk masyarakat tidak ragu mengikuti proses vaksinasi."
"Karena peran satu orang sangat berarti membentuk kekebalan secara bertahap," pungkas Wiku.
IDI Sarankan Pemerintah Buka Jalur Vaksinasi Mandiri Agar Percepat Herd Immunity
Diberitakan Tribunnews sebelumnya, pemerintah disarankan membuka jalur vaksinasi Covid-19 mandiri.
Ikatan Dokter Indonesia (IDI) setuju jika ada realisasi jalur vaksin berbayar tersebut.
Wakil Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) Slamet Budiarto beralasan,
vaksinasi mandiri dapat mempercepat pembentukan herd immunity atau kekebalan bersama.
Diketahui, herd immunity tercapai bila 70 persen masyarakat Indonesia telah disuntik vaksin Covid-19.
"Vaksinasi Covid-19 mandiri, akan mempercepat tercapainya target imunisasi," ujar Slamet saat
dikonfirmasi Tribunnews.com, Rabu (20/1/2021).
Untuk itu IDI menyarankan, pemerintah segera membuka vaksinasi mandiri, mempermudah izin
dari luar negeri serta mengendalikan harga vaksinasi mandiri.
"Pemerintah harus segera membolehkan vaksinasi mandiri , mempermudah izin masuk vaksin dari luar
negeri, serta pemerintah juga harus mengendalikan harga vaksin mandiri," jelasnnya.

Menkes : Vaksinasi Mandiri Masih Dikaji dengan Hati-hati
Sebelumnya dalam kegiatan virtual, Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin menerima terbuka
adanya opsi vaksinasi Covid-19 mandiri itu.
Namun, ia memastikan untuk masuk ke tahapan tersebut pihaknya menerapkan prinsip
kehati-hatian dalam membuat kebijakan.
"Selama program vaksinasi bisa dilakukan secepat-cepatnya, seluas-luasnya, semurah-murahnya."
"Prinsip yang perlu dijaga hati-hati dan jangan sampai keluar narasi di publik seperti ini,
yang kaya bisa duluan (vaksin)."
"Sekarang sedang kita pikiran caranya bagaimana. Itu hak masyarakat untuk mendapatkan
vaksin gratis," kata mantan wakil menteri BUMN ini.
Ia tak memungkiri, banyak pihak terutama yang datang dengan finansial kuat, ingin mendapatkan
vaksin sesegera mungkin.
Budi berharap, masyarakat dapat sabar dan menunggu tahapan dan penjadwalan pemberian vaksin
yang telah disusun kementerian kesehatan.
"Vaksinnya terbatas. Cukup dalam setahun tapi kita lakukan bertahap.
Jadi tolong teman-teman yang mau vaksin sabar menunggu gilirannya," ujarnya.
"Pasti kita vaksinasi karena memang sudah kita siapkan jumlahnya," sambung menteri yang
baru dilantik ini pada akhir tahun lalu.
(Tribunnews.com/Shella/Rina Ayu)
BERITA PILIHAN EDITOR :
• Anggota TNI Dianiaya 10 Orang, Tegur Balap Liar dan Sempat Adu Mulut, 4 Remaja Ditangkap
• Ingat Rustam Effendi, Wali Kota Jakarta Utara yang Mundur Dikritik Ahok? Kini Ungkap Aib Konflik BTP
• Terkumpul Wakaf Tunai Rp 328 miliar, Wapres Panggil Erick Thohir Minta Dukung Wakaf Uang
TONTON JUGA :
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Herd Immunity Terbentuk dengan Membiarkan Orang Terkena Covid-19, Satgas Covid: Itu Keliru
Penulis: Shella Latifa A
Editor: Daryono