Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Pasar Muamalah

Pasar Tak Biasa di Depok, Belanjanya Bukan Pakai Rupiah Tapi Dirham dan Dinar

Sebuah foto membuat Pasar Muamalah di Jalan Raya Tanah Baru, Beji, Depok, Jawa Barat, viral di media sosial

Editor: muhammad irham
kompas.com
Pasar muamalah di Jalan Raya Tanah Baru, Beji, Depok, Jawa Barat, ramai diperbincangkan netizen di media sosial. (Facebook). 

Diketahui, pasar muamalah yang berada di Jalan M. Ali, Tanah Baru, Depok, Jawa Barat. Pasar tersebut digagas oleh sekelompok orang yang dipimpin seseorang bernama Zaim Saidi.

Penelusuran Tribun, para pedagang di pasar tersebut tidak dipungut uang sewa dan dilarang disewakan antara pedagang. Pajak juga tidak ditarik di pasar tersebut.
Seorang pedagang yang enggan disebutkan namanya menuturkan, dirinya sudah lama berjualan di pasar muamalah. Menurutnya, pasar dengan sistem seperti zaman Rasul menguntungkan para pedagang juga pembeli.

Pria yang mengaku baru berusia 35 tahun ini juga merasa senang berjualan di pasar tersebut. Ia diketahui berjualan minyak wangi dan perlengkapan ibadah. Para pedagang kata dia juga tidak boleh menetap.

"Jadi selesai jualan langsung pulang," katanya.

Sejak dibuka tahun 2016, kata pedagang tersebut tidak pernah ada masalah atau komplain dari warga sekitar. Justru kata dia tiap akhir pekan ramai pembeli.

“Kalau Minggu orang habis olah raga atau jalan-jalan suka mampir ke sini. Ramai, tapi kalau sudah selesai ya sepi lagi,” ujarnya.

Pengamatan Tribun, pasar tersebut tidak terlalu luas dan didirikan tenda seperti acara resepsi pernikahan untuk pedagang menjajakan dagangannya. Tepat di depan pasar juga ada beberapa warung makan dan toko obat herbal. Sementara di sisi samping ada rumah warga berderet.

Menariknya, pasar muamalah juga tidak menggunakan Rupiah sebagai alat tukar melainkan Dirham. Mata uang ini merupakan uang dari perak dan emas berbentuk koin dan sudah digunakan sejak zaman Rasul.

Selain berada di Depok, pasar muamalah serupa juga terdapat di Tanjung Pinang, Bintan, Kepualauan Riau. Pasar bernama Pasar Sultan tersebut diadakan selama sepekan sekali pada Sabtu, sementara pasar muamalah di Tanjungpura, Ketapang, diadakan dua kali sepekan pada Jumat dan Minggu.

Meski terkesan memperlihatkan suasana layaknya pada zaman Rasul namun ternyata keberadaan pasar ini cukup menyita perhatian. Bahkan salah satu akun YouTube bernama Kanal Anak Bangsa membagikan sebuah opini bahwa dikhawatirkan terdapat indikasi infiltrasi ekonomi berbasis khilafah. Selain itu akun ini juga memuat tentang adanya ancaman terhadap ideologi Pancasila.(*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved