Mata Najwa
Di Mata Najwa, Pengakuan Anggun saat Dirawat karena Covid-19: Gak Sadar 35 Jam dan Hampir Menyerah
Di acara Mata Najwa tadi malam. Seorang pasien Covid-19 menceritakan pengalamannya.
TRIBUNMANADO.CO.ID - Di acara Mata Najwa tadi malam.
Seorang pasien Covid-19 menceritakan pengalamannya.
Saat dirawat di rumah sakit selama setengah bulan.
• Kapolri Resmi Berganti, Ini Komentar Polwan Cantik Asal Sulut Briptu Eklesia Vanesa Matindas
• Kecelakaan Maut, Pengendara Motor Tewas Usai Tersenggol Tronton, Korban Jatuh Kemudian Terlindas
• Kebakaran Satu Minimarket, Polisi Ungkap Penyebabnya, Sengaja Dibakar Seorang Karyawan
Foto : Pasien Covid-19, Anggun Wibowo dalam acara Mata Najwa, Rabu (27/1/2021). (Youtube Najwa Shihab)
Penyintas Covid-19, Anggun Wibowo membagikan pengalamannya saat memakai alat bantu pernapasan atau ventilator.
Dalam berjuang melawan Covid-19, Anggun dirawat intensif di ruang ICU selama 16 hari, termasuk juga harus dipasangkan ventilator.
Dilansir TribunWow.com dalam acara Mata Najwa, Rabu (27/1/2021), Anggun Wibowo mengatakan bahwa hal itu menjadi pengalaman buruk sekaligus berharga dalam hidupnya.
Anggun menceritakan bahwa pemakaian ventilator dilakukan berdasarkan rekomendasi dari dokter yang menangani dirinya.
Hal itu menyusul kondisinya yang sudah semakin memburuk.
"Jadi kondisi waktu itu saturasi saya sangat turun, setelah satu hari berada di ICU, sampai ke 63 persen," ujar Anggun.
"Terus dokter mengatakan saya harus dipasang ventilator. Demi untuk kesembuhan saya akhirnya setujui untuk memasang ventilator," imbuhnya.
Anggun lalu menceritakan proses pemasangan ventilator yang disalurkan ke alat pernapasannya.
Sebelum dipasangkan, Anggun mengaku sempat diberitahu bahwa pemasangan ventilator sangat berisiko sehingga membutuhkan kesiapannya.
"Pertama-tama itu harus dibius dulu," kata Anggun.
"Kemudian kita berdoa bersama dan saya harus dibius total tapi dalam kondisi yang masih setengah sadar."
"Itu dimasukkan alat kayak sejenis cangkul kecil untuk membuka kerongkoangan untuk dimasukan selang ke dalam lubang tenggorokan," jelasnya.
Menurutnya ada momen yang begitu menegangkan setelah dibius dan dipasang ventilator.
Pasalnya dikatakan Anggun, dirinya tidak kunjung sadarkan diri selama 35 jam.
Kondisi tersebut tak dipungkiri membuat keluarga merasa khawatir.
"Setelah itu saya enggak sadar sampai 35 jam. Keluarga sudah kebingungan karena harusnya 12 sampai 17 jam, tetapi baru siuman setelah 35 jam," ungkap Anggun.
Lebih lanjut, terkait hal yang dirasakan antara sebelum dan sesudah dipasang ventilator, Anggun mengaku sangat jauh berbeda.
"Pas sudah bangun saya baru merasakan bahwa ternyata dipasang ventilator itu dimasukan alat ke dalam tenggorokan yang membuat kita tidak bisa ngomong," ucap Anggun.
"Kemudian bahkan untuk meludah atau menelan ludah pun tidak bisa. Jadi semua cairan itu untuk dikeluarkan dari tenggorkan itu harus dipompa dan itu sakitnya minta ampun," pungkasnya.
Foto : Di Mata Najwa Pasien Covid-19, Anggun Wibowo Cerita kan pengalamannya saat di rawat. (Youtube Najwa Shihab)
Mengaku Hampir Menyerah
Pada saat pemasangan ventilantor sebagai alat bantu pernapasan, Anggun mengaku sempat dibius atau ditidurkan terlebih dahulu.
Menurut Anggun, saat-saat itulah menjadi kondisi terburuk dan menjadi hal yang paling sulit yang pernah dihadapi.
Bahkan diakuinya sempat merasa pesimis untuk kesembuhannya dan hampir menyerah.
"Setelah bangun itu ternyata seperti itu, saya enggak bisa gerak, seandainya mau pindah rebahan atau minta ganti bantal harus minta tolong perawat," terang Anggun.
"Kondisinya saya sudah merasa 'Aduh ini kayak gini apa saya mampu bertahan'. Dan saat itu saya merasakan mulai hari ketiga sampai hari ke enam itu sudah merasa tidak mampu."
"Karena sudah sakit, berat, badan sudah kayak enggak kerasa, apalagi hanya bisa rebahan. Bahkan makan saja harus disuntikkan lewa hidung, makanan cair."
Beruntung, ia mengaku masih mendapatkan banyak dukungan dan doa dari keluarga hingga para sahabat yang membuatnya kembali bersemangat untuk bisa sembuh.
"Tapi untungnya dengan ada komunikasi walaupun saya tidak bisa ngomong biasanya keluarga nelepon, video call, mereka kasih suport, orangtua kasih doa, kemudian keluarga, sahabat juga selalu kasih suport," ungkapnya.
"Makanya ayok harus bisa lawan penyakitnya, harus bisa sembuh," pungkasnya.
Simak videonya mulai menit ke- 1.04:
(TribunWow/Elfan Fajar Nugroho)