Bacaan Alkitab
Bacaan Alkitab Selasa 26 Januari 2021, Yehezkiel 48:1-7: Warisan yang Berkeadilan
Ketika bangsa itu memasuki negeri yang "penuh susu dan madunya" itu, mereka benar-benar mewarisi negeri itu.
TRIBUNMANADO.CO.ID - Tanah Kanaan, adalah Tanah Perjanjian Allah bagi umat Israel.
Ketika bangsa itu memasuki negeri yang "penuh susu dan madunya" itu, mereka benar-benar mewarisi negeri itu.
12 anak Yakub 'plus', menerima warisan itu dari Allah yang menjanjikannya bagi mereka.
Negeri itu luas, tapi tentunya tidak simetris, atau sama sisi, sama panjang, lebar, kandungan kekayaan maupun tingkat kesuburan, humus serta kualitas tanah, beda.
Anak Yakub plus orang-orang asing, lumayan banyak. Karena itu, membaginya tidaklah gampang.
Tetapi karena hikmat dari Tuhan, maka Yosua dapat mendistribusikan atau membagikannya dengan adil.
Semua suku-suku Israel, beserta, puak dan segala keturunannya, mendapat bagian.
Baca juga: Satu Siswi Nonmuslim SMKN 2 Padang Curhat Tak Keberatan Pakai Jilbab: Iman Saya Tetap Percaya Yesus
Tak ada satupun yang terluput. Bahkan orang asing yang ada di antara mereka juga ketiban "durian runtuh." Ikut mendapat bagian warisan itu.
Yang menarik, tak ada yang menolak atau bersungut-sungut apalagi protes, memberontak atau menggugat atas pembagian warisan itu.
Semuanya "cup" dan setiap suku menerima dengan senang hati pembagian harta kekayaan warisan dan anugerah Allah.
Demikian firman Tuhan hari ini.
"Inilah nama suku-suku itu: Yang paling utara: dari laut terus ke Hetlon, ke jalan masuk ke Hamat, Hazar-Enon, sehingga daerah kota Damsyik,
yang berdekatan dengan Hamat, terletak di sebelah utaranya, dari perbatasan sebelah timur sampai perbatasan sebelah barat terdapat bagian Dan. (ay 1)
Begini, dan seperti itulah keadilan Allah. Tidak seperti keadilan dan cara manusia membagi warisan bagi anak-anaknya.
Baca juga: Pasangan Suami Istri Tewas Tertimpa Bongkahan Batu yang Longsor, Padahal Baru 3 Bulan Menikah
Bahkan warisan bagi anak tunggal sekalipun tak jarang tetap meninggalkan masalah, karena orangtua mengasihi orang lain dengan berbagi berkat, tapi dirasa tidak berkeadilan oleh pewaris tunggal.
Mulai dari Dan, Asyer, Naftali, Manasye, Efraim, Ruben, Yehuda dan seterusnya, mendapatkan pembagian warisan yang sangat berkeadilan.
Batas-batasnya, jelas dan tegas, sehingga tidak ada yang main serobot milik saudaranya. Semua tertata dan terbagi dengan baik dan tegas.
Mereka semuanya merasa puas dengan pembagian itu dan menggarapnya untuk kehidupan mereka masing-masing. Itulah yang menjadi investasi atau modal kehidupan bagi mereka.
Dan itulah warisan berkeadilan Allah bagi mereka di zaman itu.
Firman Tuhan ini mengajarkan kita agar belajar dari Sang Pemilik Warisan yang bijaksana, berlaku adil dan berhikmat, yakni Allah sendiri, yang dikerjakan-Nya lewat hamba-hamba-Nya, baik Musa maupun Yosua.
Kemudian cara membagikan dan mendistribusikannya serta bagaimana kerelaan yang menerima warisan dengan penuh ucapan syukur.
Sahabat Kristus, warisan Allah bagi kita di zaman now, pasti berbeda dengan "Jadul." Allah tidak lagi membagikan tanah secara fisik kepada kita seperti kepada Israel kala itu.
Demikian juga orangtua di zaman now, sudah berbeda. Yang diwariskan tidak selalu tanah, rumah, harta kekayaan secara fisik. Sebab itu akan habis seiring bertambahnya pewaris.
Dalam kekinian, Allah telah mewariskan bagi kita, berupa kesehatan, kesempatan hidup, belajar, bekerja dan terutama nilai kehidupan berupa hikmat, kebijaksanaan, kecerdasan serta iman, pengharapan dan kasih dari Allah. Inilah warisan yang paling berharga yang harus diteruskan oleh orangtua kepada anak-anaknya.
Yah, nilai kehidupan. Itulah warisan hakiki atau yang paling mendasar bagi anak-anak kita.
Menyekolahkan anak, mendidik anak hidup dalam Tuhan, memberi nilai tentang cara hidup yang benar, baik dan menghargai sesama adalah warisan terpenting dalam hidup mereka. Nilainya sangat jauh lebih tinggi dari harta benda itu.
Sebab dari investasi warisan nilai hidup itu, penerima warisan menikmati "warisan keadilan" yang nilainya tak terhingga.
Sebab dengan modal warisan nilai hidup itu, mereka dapat melakukan apa saja dan bisa meraih apa saja.
Itulah warisan keadilan yang paling tinggi, karena sifatnya yang kotemporer. Milikilah ini dan wariskanlah itu kepada anak cucu kita.
Keluarga Kristen memiliki warisan yang paling tinggi nilainya, yaitu, iman, harap dan kasih akan Kristus.
Teruskanlah ini kepada anak cucu kita sebagai modal utama atau investasi paling bernilai bagi mereka.
Maka warisan yang lebih berkeadilan, yakni keadilan yang bernilai paling tinggi dan berkesinambungan, akan menjadi milik kita dan anak cucu kita sampai selamanya. Amin
Doa: Tuhan Yesus, tolong kami agar mewariskan dan mewarisi nilai kehidupan iman dari pada-Mu, sebagai modal utama dalam hidup kami dan anak cucu kami. Amin. (Jackried Maluenseng)