News Analysis
Kajian Pengamat Lingkungan Ulfa Novita Takke Mengenai Banjir Manado
"Ada dua penyebab banjir menurut hemat saya. Pertama adalah area untuk resapan air yang semakin kurang."
Penulis: Arthur_Rompis | Editor: Rizali Posumah
TRIBUNMANADO.CO.ID - Banjir kembali berulang di Manado. Belum kering air mata akibat duka banjir pada pekan lalu, tamu tak diundang itu datang lagi pada Jumat ini.
Sama parahnya. Bukan hanya wilayah langganan banjir. Yang selama ini masuk zona hijau banjir juga kebanjiran.
Ada dua penyebab banjir menurut hemat saya. Pertama adalah area untuk resapan air yang semakin kurang.
Air yang tidak meresap di tanah, bergerak liar ke pemukiman, menciptakan genangan air.
Ini karena betonisasi di mana-mana. Tanda pembangunan yang tidak mengacu pada konsep lingkungan.
Kedua adalah sampah. Sampah menyumbat selokan. Menyebabkan air meluap.
Kasus air rob di Mega Mas beberapa waktu lalu merupakan bukti bahwa sampah dibuang ke sungai yang akhirnya mengalir ke laut.
Mengatasi ini perlu keterlibatan semua pihak. Bukan hanya pemerintah. Warga juga harus sadar untuk tidak buang sampah sembarangan.
Pada level pemerintah, harus ada sinergi antara pemerintah Manado dan sekitarnya karena air yang datang di Manado juga berasal dari wilayah Minahasa dan lainnya. (art)
Baca juga: Hasil Liga Spanyol, Kemenangan Real Madrid Usai Bantai Alaves Buat Jarak dengan Atletico Makin Dekat
Baca juga: Rekam Momen Divaksin Demi Edukasi Warga, Mirta: Ingin Warga Tahu Kami Tidak Mati Waktu Disuntik
Baca juga: Kecelakaan Maut, Perempuan 18 Tahun Pengendara Honda CB150R Tewas, Korban Terpental dan Tertabrak
3 Korban Jiwa, 8 Kecamatan Terdampak
Delapan kecamatan di Kota Manado, terdampak banjir yang terjadi Jumat (22/01/2021).
Hujan deras yang mulai terjadi sekitar pukul 12.00 WITA memicu banjir.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Manado mencatat hujan dengan intensitas tinggi memicu debit air di daerah aliran sungai (DAS) Sawangan dan Tondano meluap.
Berdasarkan data BPBD, delapan kecamatan di Manado terdampak banjir.
Kedelapan kecamatan terdampak yaitu Kecamatan Malalayang, Wanea, Sario, Paal Dua, Tikala, Wenang, Tuminting dan Singkil.
Banjir mengakibatkan tiga warga meninggal dunia dan satu lainnya hilang.
Dr Raditya Jati, Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB menjelaskan,
BPBD Manado masih mengidentifikasi korban yang telah dievakuasi.
"Sedangkan kerugian material, BPBD memantau rumah warga terendam dan beberapa titik longsor," kayanya Sabtu (23/01/2021).
Tinggi genangan banjir sekitar 50 hingga 400 cm. BPBD masih melakukan kaji cepat di lapangan.
Merespon bencana ini, BPBD Kota Manado bersama unsur terkait lain, seperti TNI, Polri, Basarnas, sukarelawan melakukan evakuasi warga dan pendataan.
Saat melakukan evakuasi di lapangan, petugas membutuhkan perahu karet dan alat transportasi untuk mengevakuasi warga.
Tim evakuasi banyak yang terjebak macet akibat genangan air di banyak ruas jalan.
Kondisi saat ini, listrik di Sebagian besar Manado masih padam dan jaringan telepon selular tidak stabil untuk operator tertentu.
BNPB memantau kondisi terkini dan melakukan koordinasi dengan pihak BPBD setempat.
Berdasarkan peringatan dini cuaca dari BMKG, wilayah Sulawesi Utara berpotensi hujan lebat yang disertai petir atau kilat serta angin kencang pada 20 hingga 22 Januari 2021.
Sementara, Sabtu (23/01) beberapa wilayah di Kota Manado masih berpotensi hujan ringan hingga lebat. (ndo)