Gempa Bumi di Talaud
Fakta Tunjaman Lempeng Laut Filipina Pemicu Gempa Talaud M 7.0, Kawasan Seismik Paling Aktif Didunia
Kepulauan Talaud yang merupakan salahsatu kabupaten di Provinsi Sulut diguncang gempa berkekuatan M 7,0 pada Kamis (21/1/2021) pukul 19.23 WITA
Penulis: Gryfid Talumedun | Editor: Gryfid Talumedun
TRIBUNMANADO.CO.ID - Berdasarkan analisis InaRISK, Kabupaten Kepulauan Talaud berpotensi bahaya gempa bumi dengan kategori sedang hingga tinggi.
Sebanyak 18 kecamatan pada kabupaten tersebut berada pada potensi bahaya dengan kategori tersebut.
Sementara itu, dilihat dari sisi risiko sebanyak 86.759 jiwa berpotensi terpapar bahaya gempa bumi di 18 kecamatan, Kabupaten Kepulauan Talaud.
Adapun luas bahaya yang berpotensi yaitu 75.479 hektar.
Berdasarkan data BPBD setempat, masyarakat di Kepulauan Talaud memiliki catatan historis terdampak gempa berkekuatan besar yaitu pada 1914, 1957, 1969 dan 2009.
Kepulauan Talaud yang merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Sulawesi Utara diguncang gempa berkekuatan M 7,0 pada Kamis (21/1/2021) pukul 19.23 WIB.
Menurut analisis Kepala Bidang Mitigasi dan Gempabumi BMKG, Daryono, fenomena ini termasuk gempa berkekuatan besar yang umum terjadi di zona tunjaman lempeng.
"Pembangkit gempa Talaud 7,0 adalah deformasi batuan pada bagian slab Lempeng Laut Filipina yang tersubduksi di bawah Kepulauan Talaud dan Miangas," kata Daryono dalam keterangan resminya kepada Kompas.com.
Baca juga: Sebanyak 5 Rumah dan Satu Gereja Rusak di Kepulauan Talaud Pasca Guncangan Gempa Magnitudo 7,0
Berikut 6 fakta tentang tunjaman lempeng laut Filipina yang picu gempa Talaud M 7,0.
1. Tak ada gempa susulan
Hingga saat ini belum terjadi gempa susulan.
Menurut Daryono, hal ini karena karakteristik batuan pada Lempeng Laut Filipina sangat homogen dan elastis (ductile).
Sifat elastis pada batuan ini yang menjadikan batuan tidak rapuh, sehingga gempa susulan jarang terjadi.