Calon Kapolri
3 Kelompok Menolak Listyo Sigit Jadi Kapolri, Terakhir Paling Berbahaya, Pengamat: Ada yang Khawatir
Direktur The Indonesia Intelligence Institute, Ridlwan Habib, mengungkapkan ada tiga kelompok yang diduga kuat menolak Komjen Listyo Sigit.
TRIBUNMANADO.CO.ID - Ada tiga kelompok menurut pengamat intelejen yang menolak Listyo Sigit Jadi Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Kapolri).
Padahal berbagai dukungan baru-baru ini sudah disampaikan oleh partai politik, ormas, maupun tokoh masyarakat.
Namun, pengamat menilai masih ada pihak yang menolak Listyo Sigit Prabowo sebagai Kapolri.
Baca juga: Disebut Calon Kapolri untuk Keadilan Sosial Rakyat Indonesia, Komjen Pol Listyo Disorot KPK
Sebelumnya Presiden Joko Widodo atau Jokowi telah mengajukan nama sebagai calon tunggal Kapolri ke DPR RI pada Rabu (14/1/2021) lalu.
Adalah Komjen Listyo Sigit Prabowo yang dipilih Presiden Jokowi sebagai pengganti Jenderal Idham Azis.
Direktur The Indonesia Intelligence Institute, Ridlwan Habib, mengungkapkan ada tiga kelompok yang diduga kuat menolak Komjen Listyo Sigit.
"Ciri kelompok penolak itu ada tiga, terlihat dari karakter tokoh maupun aksi mereka, " kata Ridlwan di Jakarta, Sabtu (16/1/2021), seperti dikutip dari Tribunnews.com.
Ridlwan menuturkan, kelompok pertama yang dinilai menolak Kabareskrim adalah mereka yang cemas dengan rekam jejak bersih Komjen Listyo Sigit.
"Ada yang khawatir kalau Pak Sigit jadi Kapolri karena selama ini track record-nya lurus dan tanpa kompromi, " ujarnya.
Kelompok pertama ini, kata Ridlwan, cemas jika Kapolri baru melakukan penegakan hukum secara tegas dan tidak pandang bulu.
"Kelompok pertama ini diduga menggerakkan demonstran bayaran untuk mempengaruhi opini masyarakat," ucap Ridlwan.
Selanjutnya, kelompok kedua yang menolak Komjen Listyo Sigit adalah kelompok intoleran yang memainkan narasi SARA.
"Padahal walaupun Pak Sigit non-muslim, beliau sangat dekat dengan tokoh-tokoh Islam maupun agama lainnya," ucap Ridlwan.
Baca juga: Ketika DPR Menilik Transaksi Keuangan Komjen Listyo, Respons KPK untuk Calon Tunggal Kapolri
Baca juga: Tak Mudah, Ini Tugas Komjen Listyo Sigit Prabowo Jika Resmi Terpilih Sebagai Kapolri
Kelompok intoleran yang bermain SARA ini, menurut Ridlwan, berupaya mempengaruhi opini di jejaring media sosial.