Penanganan Covid
Tingkat Bunuh Diri di Jepang Meningkat Selama Pandemi Covid-19, Didominasi Wanita dan Anak-anak
Selama pandemi Covid-19, tingkat bunuh diri di Jepang meningkat terutama di kalangan wanita dan anak. Bahkan tingkat bunuh diri bulan Juli – Oktober
TRIBUNMANADO.CO.ID - Tingkat bunuh diri di Jepang melonjak pada gelombang kedua pandemi Covid-19 di negara itu, khususnya diantara wanita dan anak-anak, walau tingkat itu menurun di serangan Covid-19 gelombang pertama saat pemerintah Jepang memberi bantuan kepada masyarakat, demikian hasil sebuah survey yang dikutip Reuters, Sabtu (16/01/2021)
Selama pandemi Covid-19, tingkat bunuh diri di Jepang meningkat terutama di kalangan wanita dan anak.
Bahkan tingkat bunuh diri bulan Juli – Oktober naik 16 persen dibanding tahun sebelumnya.
Melansir Reuters pada Sabtu (16/1/2021), studi dari para peneliti di Universitas Hong Kong dan Institut Gerontologi Tokyo Metropolitan menunjukkan tingkat bunuh diri pada Juli-Oktober 2020 meningkat 16 persen dari periode yang sama pada 2019.
Namun, tingat bunuh diri pada Juli-Oktober 2020 itu lebih rendah dari periode Februari-Juni sebesar 14 persen.
"Tidak seperti keadaan ekonomi normal, pandemi ini secara tidak proporsional memengaruhi kesehatan psikologis anak-anak, remaja, dan wanita (terutama ibu rumah tangga)," tulis peneliti dalam studi yang diterbitkan pada Jumat (15/1/2021) di jurnal Nature Human Behavior.
Penurunan awal angka bunuh diri dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti subsidi pemerintah, berkurangnya jam kerja, dan penutupan sekolah.
Namun, tingkat penurunan itu berbalik dengan tingkat bunuh diri melonjak 37 persen untuk wanita, sekitar lima kali lipat di antara pria.
Hal itu menurut penelitian,karena pandemi berkepanjangan melukai industri di mana wanita mendominasi, meningkatkan beban pada ibu yang bekerja, sementara kekerasan dalam rumah tangga meningkat.
Sementara, ditemukan angka bunuh diri anak melonjak 49 persen pada gelombang kedua, sesuai dengan periode setelah penutupan sekolah secara nasional.
Baca juga: Viral Video Anak Penyandang Down Syndrom Tak Rela Abangnya Menikah, Terungkap Perlakuan Sang Kakak
Studi tersebut, berdasarkan data kementerian kesehatan dari November 2016 hingga Oktober 2020.
Perdana Menteri Yoshihide Suga pada Desember, mengeluarkan keadaan darurat Covid-19 untuk Tokyo dan tiga prefektur sekitarnya dalam upaya untuk membendung kebangkitan kembali.
Dia memperluas aturan itu ke 7 prefektur lainnya, termasuk Osaka dan Kyoto.
Taro Kono, menteri reformasi administrasi dan peraturan, mengatakan kepada Reuters pada Kamis (14/1/2021) bahwa sementara pemerintah akan mempertimbangkan untuk memperpanjang keadaan darurat, yang menurutnya "tidak akan membunuh ekonomi."