Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Calon Kapolri

Kisah Calon Kapolri Komjen Listyo Sigit, Pernah Satukan Pendekar Seluruh Banten, Begini Ceritanya

Sebelum dipilih oleh Presiden Jokowi menjadi calon Kapolri, Komjen Listyo Sigit Prabowo pernah sukses menyatukan seluruh pendekar di Banten

Editor: Chintya Rantung
(Dok. Divisi Humas Polri)
Komjen Listyo Sigit Prabowo 

Sementara itu, terpilihnya Komjen Listyo Sigit Prabowo sebagai calon Kapolri yang diajukan Presiden Jokowi ke DPR menjadi sorotan pengamat. 

Meski memprediksi fit and propertes Komjen Listyo Sigit Prabowo yang akan dilakukan DPR pekan depan berjalan mulus, namun akan ada tantangan ketika Kabareskrim Polri nantinya menjabat Kapolri.

Jika Listyo Sigit Prabowo nanti jadi Kapolri, akan muncul tiga penolak di tubuh Korps Bhayangkara tersebut. 

Hal itu diungkapkan oleh pengamat intelejen yang juga Direktur The Indonesia Intelligence Institute Ridlwan Habib.

Seperti dilansir dari Tribunnews dalam artikel 'Ada Tiga Kelompok Penolak Calon Kapolri Listyo Sigit, Terakhir Paling Berbahaya'

Menurut Ridlwan, penolak Listyo Sigit Prabowo akan menentang Kapolri. Mulai dari menggerakkan pendemo bayaran, main SARA hingga perlawanan teroris.

Lantas, siapa sajakah tiga kelompok ini? Berikut analisa dari Ridlwan.

"Ciri kelompok penolak itu ada tiga, terlihat dari karakter tokoh maupun aksi mereka, " ujar Ridlwan di Jakarta, Sabtu (16/1/2021).

Ia memaparkan, kelompok pertama adalah mereka yang cemas dengan rekan jejak bersih Komjen Listyo Sigit.

"Ada yang khawatir kalau pak Sigit jadi Kapolri, karena selama ini track recordnya lurus dan tanpa kompromi, " ujarnya.

Kelompok pertama ini cemas jika Kapolri baru melakukan penegakan hukum secara tegas dan tidak pandang bulu.

"Kelompok pertama ini diduga menggerakkan demonstran bayaran untuk mempengaruhi opini masyarakat, " kata Ridlwan.

Kelompok kedua adalah kelompok intoleran yang memainkan narasi SARA (suku, agama, ras dan antargolongan).

"Padahal walaupun Pak Sigit nonmuslim, beliau sangat dekat dengan tokoh tokoh Islam maupun agama lainnya," kata Ridlwan.

Kelompok intoleran yang bermain SARA ini menurut Ridlwan berupaya mempengaruhi opini di media sosial.

Halaman
1234
Sumber: Surya
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved