Banjir Longsor di Manado
Banjir Sudah Sampai Betis di Dalam Rumah, Irfan Memilih Tidak Mengungsi
Di Komo Luar Lingkungan 3 Kota Manado, air sudah menggenang hingga perut orang dewasa. Hujan deras belum juga berhenti betul di Kota Tinutuan ini.
Penulis: Isvara Savitri | Editor: Rizali Posumah
TRIBUNMANDO.CO.ID, MANADO - Hujan yang melanda Kota Manado sejak Jumat (15/1/2021) membuat sejumlah wilayah banjir.
Di Komo Luar Lingkungan 3 misalnya, air sudah menggenang hingga perut orang dewasa.
Hal ini diungkapkan oleh salah satu warga, Irfan yang mengatakan air sudah masuk ke rumahnya sejak pukul 15.00 Wita.
"Kalau di luar air sudah sampai perut orang dewasa, sedangkan di dalam rumah sampai betis. Untungnya masih ada tangga menuju ke dalam rumah," ujarnya, Sabtu (16/1/2021).
Irfan sendiri sudah berusaha menyelamatkan barang-barangnya yang terletak di lantai satu ke lantai dua dan tiga rumahnya.
Beruntungnya, tak ada barang berharga yang hanyut karena banjir.
Selain itu, di rumah ada lansia, anak kecil, dan ibu hamil yang sebenarnya perlu diungsikan.
Namun karena rumahnya memiliki 3 lantai, Irfan mengatakan tidak perlu mengungsi.
"Di rumah maaih aman untuk ditinggali yang lantai 2 dan 3, jadi tidak perlu mengungsi," tambahnya.
Menurut pengakuan Irfan, banjir memang biasa terjadi jika hujan turun deras dan tidak berhenti.
Bahkan menurut keterangannya, di Komo Luar lingkungan 1 banjir sudah memasuki rumah warga lebih tinggi lagi.
"Sudah biasa banjir kalau hujan deras," tutupnya
Baca juga: Kapasitas Ruang Isolasi Covid-19 Sulut Hampir Penuh, RS Lapangan Kitawaya Dioperasikan Pekan Depan
Baca juga: Cara Melancarkan Pencernaan, Minum Minuman Ini, Berbagai Macam Jus Kombinasi Buah dan Sayur
Baca juga: Sosok Umi Nadia, Istri Syekh Ali Jaber Hadapi Sifat Cemburu Ibu Alhasan, Ini Profil Lengkapnya
Sejumlah Wilayah Tergenang Air, Taas Lingkungan 2 hingga Sario
Hujan deras yang mengguyur Kota Manado sejak pagi membuat sejumlah wilayah mulai tergenang.
Air mulai naik dan menggenangi permukiman warga Sabtu sore sekitar pukul 14.30 Wita.
Tingginya intensitas hujan serta tak mampunya drainase menampung debit air menyebabkan luapan.
Sejumlah wilayah yang tergenang di antaranya, Taas lingkungan 2, Tikala Kumaraka, Tuminting dan Sario kompleks belakang Taspen.
Di Taas lingkungan dua yang notabene langganan banjir manakala hujan turun relatif lama, air naik setinggi lutut.
"Saat ini warga sudah siap-siap mengungsi. Saya baru mengungsikan motor," ujar Yaziin Solichin, warga Taas, Kacamata Tikala.
Ia bilang, air mulai naik sejak tengah air dan permukaan bertambah tinggi seiring tak redanya hujan
"Semoga hujan segera berhenti," katanya.
Pantauan Tribun, sejumlah ruas jalan utama di Manado juga tergenang.
Seperti yang tersaji di Jalan A. Yani, tepatnya dari depan PLN Manado hingga depan Taspen. Air meluap, tingginya sekitar 30 cm di atas aspal.
Di Tikala, air menutupi jalan di sekitar SPBU Tikala dan sekitarnya hingga ke arah Lapangan Sparta.
Tiga Orang yang Meninggal Tertimpa Longsor di Perkamil Sedang Tidur
Satu keluarga yang meninggal akibat tertimpa longsor di Perkamil, Manado, diketahui dalam keadaan sedang tidur, Sabtu (16/1/2021).
Akibat hujan deras yang melanda kota Manado seharian penuh, sehingga terjadi beberapa tempat banjir dan tanah longsor.
Salah satunya yang terjadi di Perkamil yang memakan tiga korban satu keluarga.
Kapolsek Tikala, AKP Emilda Sonu dari laporan tertulis menyampaikan menurut keterangan para saksi ada dua unit rumah yang terkena longsor.
"Akibat longsor tersebut dua unit rumah yang rusak, dan terdapat tiga orang korban meninggal dunia yang tertimbun," ucap kapolsek Tikala.
Menurut Kapolsek, korban yang meninggal dunia satu keluarga ayah Fanny Poluan (50), istri Arni Laurens (44) dan anak Chelsea (8).
"Kronologi menurut saksi, awalnya sekitar pukul 14.30 Wita, kemudian terjadi tanah longsor bertempat di rumah Grace Tabalujan."
"Reruntuhan tersebut menimpa rumah Jems Sanjaya Di saat itu ketiga korban sedang dalam keadaan tertidur," ucap Kapolsek.
Akibatnya disampaikan Kapolsek, karena sudah tertimbun reruntuhan matrial longsor sehingga mengakibatkan ketiganya meninggal dunia.
"Sekitar pukul 17.30 Wita, dua korban yakni Arni Laurens dan Chelsea dibawah ke Tomohon," tutup Kapolsek.
Dari data yang dihimpun Tribunmanado.co.id saat berada di lokasi ternyata suami istri ini sudah rumah tangga kedua kalinya dan sudah mempunyai anak pada pernikahan pertama kali.
Dengan begitu anak dari korban perempuan dari pernikahan pertama membawa ibu dan adik mereka untuk dimakamkan di Tomohon sedangkan sang ayah akan dimakamkan di Perkamil. (