Pesawat Sriwijaya Air Jatuh
Analisis Data Dugaan Sriwijaya Air SJ 182 Jatuh: Human Factors, Upaya Pesawat Oleng dan Mesin Hidup
Pengamat penerbangan menduga pesawat Sriwijaya Air SJ 182 mengalami oleng sebelum akhirnya jatuh dalam kondisi mesin masih hidup
Mengutip lama Federation Aviation Administration (FAA), disorientasi ruang terjadi karena ketidakmampuan tubuh untuk mengidentifikasi kondisi sekitar saat terbang.
Gangguan sistem keseimbangan tubuh bisa terjadi karena adanya gangguan sensor dan ilusi.
Tiga rangsangan sensorik yang berperan membentuk keseimbangan tubuh di antaranya penglihatan, saraf vestibular di telinga bagian dalam, dan proprioception atau persepsi rangsangan untuk mengetahui posisi tubuh.
Orientasi ruangan saat terbang sulit dicapai, tergantung dari arah, kekuatan, dan frekuensi stimulus ketiga sensor.
Jika ketiganya tidak bekerja dengan baik, maka akan terjadi konflik sensorik yang menyebabkan otak tidak bisa mengidentifikasi arah dan posisi.
"Itu kenapa saat terbang harus mengandalkan instrumen dan manual," katanya.
Statistik FAA menunjukkan sebanyak 5 persen hingga 10 persen kecelakaan pesawat terjadi karena disorientasi dan mayoritas mengakibatkan korban jiwa.
Disorientasi pernah dialami sang pilot Ethiopian Airlines 409 tipe Boeing 737-800 yang jatuh di Beirut, Lebanon pada 2010 silam.
Merujuk laporan investigasi yang diterbitkan, pada saat kejadian malam hari, situasi cuaca sedang tidak mendukung dengan awal tebal yang menyebabkan langit terlihat hitam pekat.
Mulanya, sudut kemiringan pesawat terlalu ke kanan pada saat terbang sesaat setelah lepas landas.
Kemudian, alarm berbunyi agar menstabilkan kondisi.
Pilot menggeser ke kiri untuk menyeimbangkan, tapi kemudian justru sudut kemiringan yang diambil melebihi batas dan pesawat tidak seimbang.
"Ethiopian Airline 409 ini jatuhnya sama (dengan Sriwijaya PK-CLC). Setelah take-off, dia belok ke kanan, itu mulai parah disorientasi, kemudian belok ke kiri," katanya.
Terjun bebas saat mesin belum mati
Si burung besi yang berusia 26 tahun ini tercatat terjun bebas dari puncak ketinggian 3.322 mdpl hingga 76 mdpl sebelum akhirnya hilang kontak.