Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Kecelakaan Pesawat Sriwijaya Air

Tangis Istri Pecah, Video Call Korban Sriwijaya SJ 182: 'Jaga Kesehatan Ya, Bu'

Sugiono Effendi (35), yang menjadi penumpang pesawat nahas Sriwijaya Air SJ 182 pada hari kejadian tersebut.

Editor: Frandi Piring
KOMPAS.com/TRI PURNA JAYA
Kholifah (32), istri dari korban Sriwijaya Air SJ 182, Sugiono Effendi (35). 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Tangis dari keluarga korban pesawat Sriwijaya Air SJ 182 pecah saat mengenang momen terakhir orang yang dicintai sebelum kecelakaan.

Salah satu keluarga korban, Kholifah (32), warga Tiyuh (desa) Toto Makmur, Tulang Bawang Barat tak bisa menahan air mata mengenang kata terakhir sang suami yang jadi korban dalam peristiwa nahas tersebut.

Panggilan video ( video call ) terakhir dari sang suami membekas di ingatan Kholifah.

"Belum berangkat (take off), masih delay. Jaga kesehatan ya, Bu," demikian percakapan terakhir Kholifah dengan sang suami,

Sugiono Effendi (35), yang menjadi penumpang pesawat nahas Sriwijaya Air SJ 182 pada hari kejadian tersebut.

Kenangan itu diungkapkannya kepada Ketua Tim Trauma Healing Biro SDM Polda Lampung, AKBP Yuni di kediamannya, Senin (11/1/2021) siang.

Video call itu terjadi sekitar 10 menit sebelum pesawat tujuan Pontianak itu lepas landas pada Sabtu (9/1/2021) sekitar pukul 13.30 WIB.

Kholifah (32), istri dari korban Sriwijaya Air SJ 182, Sugiono Effendi (35). 
Kholifah (32), istri dari korban Sriwijaya Air SJ 182, Sugiono Effendi (35).  (KOMPAS.com/TRI PURNA JAYA)

"Video call cuma bilang pesawatnya delay, sudah itu nggak bisa dihubungi lagi," kata Kholifah.

Kholifah masih berharap tidak terjadi apa-apa kepada sang suami.

Namun, dia menyerahkan seluruhnya pada takdir dari Yang Maha Kuasa.

Menurut Kholifah, suaminya memang bekerja di Pontianak sebagai buruh bangunan. Sugiono pulang untuk mencari tambahan tenaga kerja di sana.

Selama di Lampung pada pekan kemarin, Sugiono mengajak Pipit Piyono (25) dan Yohanes (27), tetangga satu kampung untuk diajak bekerja di Pontianak.

Sementara itu, Ketua Tim Trauma Healing Biro SDM Polda Lampung, AKBP Yuni mengungkapkan,

kehadiran tim psikolog untuk membantu keluarga korban mengatasi kecemasan di tengah masa menunggu kepastian atas kecelakaan tersebut.

"Mereka (keluarga korban) sudah pasti dilanda kecemasan, menunggu kepastian kabar dari anggota keluarga mereka itu," kata Yuni.

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved