Kecelakaan Pesawat Sriwijaya Air
Sriwijaya Air Saat Jatuh Diperkirakan Menukik ke Laut Hingga Hancur Berkeping-keping
Laksamana Pertama Yayan Sofya, mengibaratkan kecelakaan pesawat Sriwijaya Air SJ 182 ini bak kerupuk yang dicengkeram dengan keras
TRIBUNMANADO.CO.ID - Komandan Satuan Tugas Laut Operasi SAR Sriwijaya Air 182, Laksamana Pertama Yayan Sofya, mengibaratkan kecelakaan pesawat Sriwijaya Air SJ 182 ini bak kerupuk yang dicengkeram dengan keras sehingga hanya puing-puing ukuran kecil yang tersisa.
Hal itu karena hingga hari keempat pencarian, regu penyelamat yang terdiri dari Marinir, Kopaska AL, Denjaka, Taifib, Polairud, dan satuan lainnya hanya menemukan potongan-potongan kecil dari pesawat tersebut.
Ada dugaan pesawat Sriwijaya Air itu memang sudah hancur berkeping-keping tanpa menyisakan potongan besar.
Yayan menyebut kecelakaan pesawat Sriwijaya Air yang terjadi pada Sabtu (9/1) siang lalu berbeda dengan kecelakaan yang dialami maskapai Air Asia pada 2015 silam.
Kala itu, masih ada jasad korban yang ditemukan dalam terikat di kursi penumpang.
”Berbeda dengan Air Asia misalnya, masih ditemukan beberapa korban yang terikat di kursi. Tiga orang. Sekarang berbeda,” kata Yayan saat memberi keterangan di atas Kapal KRI Semarang, Kawasan Perairan Kepulauan Seribu, Jakarta, Senin malam (11/1).
Yayan menduga pesawat Sriwijaya Air SJ 182 jatuh dalam posisi menukik tajam, sehingga tubuh pesawat hancur berkeping-keping.
Berbeda dengan kecelakaan pesawat Air Asia kala itu.
”(Air Asia) Pada saat jatuh tidak langsung menghujam. Ada landainya. Ini (Sriwijaya) kayak kerupuk dikremes, (sehingga) belum ada bongkahan besar. Kebanyakan puing-puing,” ujarnya.
Yayan mengatakan kecelakaan Sriwijaya Air SJ 182 yang begitu parah itu yang membuat pencarian black box juga sempat terkendala.
Meski pada akhirnya black box berhasil ditemukan pada Selasa (12/1) oleh para penyelam TNI AL.
Hingga memasuki hari keempat operasi pencarian Sriwijaya Air SJ-182 di sekitar Pulau Laki dan Pulau Lancang, Basarnas telah menemukan sebanyak 114 kantong jenazah.
Menurut Direktur Operasional Basarnas Brigjen (Mar) Rasman, 74 dari 114 kantong jenazah itu berisikan bagian tubuh yang diduga korban Sriwijaya Air SJ-182.
"Data terakhir pertama bagian tubuh atau body part sampai saat ini adalah 74 kantong, serpihan kecil pesawat 16 kantong, potongan besar ada 24 kantong. Itu data terakhir agar jangan sampai ada di antara kita yang memberikan data di luar itu. Jadi harus ada satu sumber terkait data agar tidak simpang siur," kata Rasman di Posko Terpadu JICT II, Jakarta Utara, Selasa (12/1/2021).
Ia menuturkan total personel yang terlibat dalam giat pengamanan kali ini berjumlah 3.600 orang.