Kecelakaan Pesawat
Sering Terjadi Kecelakaan Pesawat, Begini Ulasan Media Asing Tentang Penerbangan di Indonesia
Seperti yang diketahui di Indonesia sudah beberapa kali terjadi kecealakaan pesawat. Kecelakaan pesawat tersebut bahkan menjadi sorotan media asing.
TRIBUNMANADO.CO.ID - Seperti yang diketahui di Indonesia sudah beberapa kali terjadi kecealakaan pesawat.
Kecelakaan-kecelakaan pesawat tersebut bahkan menjadi sorotan dunia.
Nah, Baru-baru ini terjadi kecelakaan pesawat Sriwijaya Airyang kembali disoroti media asing.
Baca juga: Fakta Lengkap Anak Laporkan Ibu Kandung ke Polisi, Berawal dari Perselingkuhan Sang Ibu?
Baca juga: Penumpang Sriwijaya Air Ada yang Gunakan KTP Orang Lain, Dua Identitas Palsu Akan Diselidiki Polisi
Baca juga: Tanggapan Komjen Listyo Sigit Prabowo, Mantan Ajudan Jokowi Dikabarkan Jadi Calon Terkuat Kapolri
Kecelakaan pesawat yang menimpa Sriwijaya Air SJ 182 kembali membuka memori kelam tentang insiden penerbangan di Indonesia.
Burung besi yang jatuh di Kepulauan Seribu, tepatnya di sekitar Pulau Lancang dan Pulau Laki pada Sabtu (9/1/2021) itu membawa 43 penumpang dewasa, 7 penumpang anak, 3 penumpang bayi, dan 12 kru.
Kenapa Pesawat Indonesia Sering Jatuh? Berikut Ulasan dari Media Asing
Sebelumnya, kecelakaan besar juga terjadi saat Lion Air JT 610 rute Jakarta-Pangkal Pinang jatuh pada 29 Oktober 2018.
Menurut data dari Aviation Safety Network, sebelum jatuhnya Sriwijaya Air SJ 182 ada 697 korban kecelakaan pesawat di Indonesia dalam 10 tahun terakhir, termasuk pesawat militer dan pribadi.
Lalu kenapa pesawat Indonesia sering jatuh?
Menurut media Amerika Serikat (AS) Bloomberg dalam artikel berjudul "Jet Crash Adds to Long List of Aviation Disasters in Indonesia", ada dua faktor utama yang menyebabkan insiden itu.
Pertama, faktor cuaca buruk bisa menjadi penyebabnya.
"Indonesia, salah satu negara kepulauan terluas di Bumi, dengan pulau-pulau yang berjajar sepanjang London hingga New York, memiliki salah satu insiden badai petir dan sambaran petir terbanyak," tulis Bloomberg.
Media yang didirikan pada 1 Oktober 1981 itu juga menyebutkan, kota Bogor pernah mengalami badai petir selama 322 hari dalam satu tahun pada 1988.
"Ada juga letusan gunung berapi, yang memuntahkan gumpalan abu ke udara yang bisa tersedot mesin jet, menyebabkan kerusakan," lanjut Bloomberg dalam artikelnya pada Minggu (10/1/2021).
Media yang berbasis di New York itu mencontohkan letusan Gunung Agung di Bali pada 2019, yang membuat sejumlah penerbangan dialihkan dan dibatalkan.