Tribun Travel
Pantai Tanjung Ompu, 'Putri Totabuan' yang Terancam Binasa Dua Kali
Dari objek wisata "papan atas", pantai Tanjung Ompu di Desa Lalow, Kecamatan Lolak, Kabupaten Bolmong, kini menjadi objek wisata "degradasi".
Penulis: Arthur_Rompis | Editor: David_Kusuma
"Pemandangan pun elok. Apalagi melihat tanjung samping pantai ini," kata dia.
Agung sewaktu kecil selalu menghabiskan akhir pekan di Ompu bersama keluarga.
Waktu itu ke Ompu adalah kebanggaan. "Tak lengkap rasanya jika tak kesana," kata dia.
Keindahan Ompu mengundang imajinasi seorang pembuat lagu. Ia membuat lagu tentang
pantai itu.
"Sampai sampai ada lagunya," kata Akbar warga setempat.
Beberapa waktu terakhir, Ompu mulai ramai seiring penertiban pertambangan.
Namun bayi yang baru lahir kembali wafat kedua kali.
Baca juga: Jatuhnya Sriwijaya Air Jadi Kado Terburuk Awal 2021, YLKI: Kita Berharap, Semoga Ada yang Selamat
Tempat itu diwacanakan jadi lokasi pertambangan gamping dan lempung. Jika demikian, situs bersejarah Bolmong dapat hilang.
Menurut pemerhati sejarah dan budaya Bolaang Mongondow, Hairun Mokoginta, Tanjung Ompu memiliki histori sejarah paling penting dan utama bagi suku Mongondow.
Tempat tersebut di tahun 60-an dikeramatkan “Pada masa sebelum kerajaan Bolaang Mongondow, wilayah ini disebut Totabuan.
Leluhur suku Mongondow, para Bogani yang ada di pedalaman saat mengetahui kawasan Totabuan sudah diduduki suku dari Bangsa lain langsung bergerak, dan terjadi peperangan yang menelan banyak korban jiwa.
Pada waktu itu Bogani Yayubangkai dan Silagondo memimpin peperangan tersebut. Setelah suku Mongindanaw keluar dari wilayah itu, Bogani yang ada melakukan ritual sumpah dan mendoakan atau Pinongompu’an.
Baca juga: Lihat Anomali Perbedaan Warna Air Laut, Asops KSAU: Diduga Tumpahan Avtur dari Sriwijaya Air Jatuh
Para Bogani berdoa supaya anak cucu Mongondow dapat hidup layak disitu.” ucap Hairun.
Bahkan Hairun mengungkapkan di lokasi tersebut ada gua yang di dalamnya terdapat meja dan kursi dari batu.
”Di Tanjung Ompu itu bisa ditemukan Gua yang di dalamnya ada kursi dan meja dari batu. Tapi itu bisa ditemukan saat air surut.